Pemeriksaan Penunjang Infeksi Saluran Kemih

Jenis-jenis pemeriksaan penunjang infeksi saluran kemih - Proses penegakan diagnosis penyakit infeksi saluran kemih (ISK) dilakukan dengan mengambil kesimpulan dari serangkaian data-data dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan.

Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik akan sesuai dengan gejala dan tanda yang terdapat pada tubuh pasien. Sementara itu, pemeriksaan penunjang dapat mengkonfirmasi diagnosis yang meragukan atau mencari informasi medis lainnya terkait penyakit.

Pada artikel kali ini akan dibahas tentang pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan dalam menegakkan diagnosis penyakit infeksi saluran kencing ini.

Pemeriksaan Penunjang Pada Infeksi Saluran Kemih

Banyak alat penunjang dalam pemeriksaan diagnostik infeksi saluran kemih ini. Beberapa diantaranya adalah pemeriksaan laboratorium, pencitraan, dan sistoskopi. Mari kita simak bahasan singkatnya di bawah ini.

Pemeriksaan Laboratorium Infeksi Saluran Kemih

Beberapa rangkaian dan pemeriksaan yang dapat dilakukan di laboratorium dalam rangka penegakan diagnosis ISK antara lain:

Urinalisis

Urinalisis adalah tes urine yang dilaksanakan dengan tujuan mengetahui keadaan kesehatan individu yang berkaitan dengan penyakit ISK, penyakit ginjal, dan juga penyakit diabetes mellitus.

Namun, berkenaan dengan pemeriksaan laboratorium infeksi saluran kencing maka urinalisis ini terdiri dari tes dipstick urin, pemeriksaan leukosit esterase, dan kultur urin.

1. Tes Dipstik Urin

Pada tes ini, hasil positif dari nitrat menandakan adanya kecurigaan penyakit ISK yang disebabkan oleh Enterobactericeae. Grup bakteri Enterobactericeae adalah bakteri yang bisa merubah nitrat menjadi nitrit. Perubahan nitrat menjadi nitrit ini terjadi bila ada bakteri grup Enterobactericeae dan urin telah berada minimal 4 jam di dalam kandung kemih.

gambar tes dipstik urin

Tes ini bisa menunjukkan hasil positif palsu dimana nitrit yang terbentuk oleh karena penundaan pemeriksaan yang menyebabkan pertumbuhan dan perkembangbiakan bakteri pada daerah di luar saluran kemih.

Selain itu, tes juga dapat menunjukkan hasil negatif palsu. Ini terjadi pada pasien atau individu yang menjalankan diet vegetarian sehingga kadar nitrat nya menjadi terlalu banyak. Pada kondisi lain seperti kadar asam askorbat yang terlalu tinggi (konsumsi vitamin C terlalu banyak), urin belum cukup 4 jam di kandung kemih, dan berat jenis urin yang tinggi juga dapat menjadi alasan hasil negatif palsu.

2. Pemeriksaan Leukosit Esterase

Pemeriksaan leukosit esterase adalah pemeriksaan yang dapat menentukan keberadaan enzim yang terkandung dalam sel leukosist PMN, baik itu leukosit yang bentuknya masih utuh ataupun yang telah hancur. Hasil tes leukosit esterase positif artinya menandakan adanya ISK.

3. Kultur Urin

Kultur urin adalah pemeriksaan gold standar (baku emas) untuk menentukan adanya ISK. Namun, kelemahan pemeriksaan kultur urin adalah hasil kulturnya baru bisa keluar setelah kira-kira 24 jam sejak dimulai kultur. Selain itu, untuk melakukan identifikasi bakteri atau mikroorganisme lainnya yang menjadi agen penyebab akan membutuhkan waktu tambahan kembali yaitu sekitar 24 jam.

uji kultur urin

Spesimen urin pada pemeriksaan kultur urin ini seringkali juga mengalami kontaminasi oleh flora-flora normal yang berada di bagian saluran uretra distal (ujung), vagina, ataupun kulit luar. Kontaminan ini sering ikut tumbuh dan meragukan hasil pemeriksaan.

Kultur Urin Pada Bayi dan Anak

Pada kelompok anak, diagnosis ISK dapat ditegakkan dengan berlandaskan hasil temuan bakteri pada spesimen urin dengan beberapa ketentuan seperti di bawah ini:

• Spesimen urin diambil dari pungsi kandung kemih: sedikitnya 10 koloni identikal
• Spesimen urin diambil dari kateterisasi kandung kemih: ≥ 1,000 sampai 50,000 cfu/ mL
• Spesimen urin diambil dari midstream urin: ≥ 10.000 cfu/ mL dengan gejala  atau ≥ 100.000 cfu/ mL tanpa gejala.

Pemeriksaan Penunjang Infeksi Saluran Kencing Lainnya

Pemeriksaan penunjang untuk infeksi saluran kemih yang lain yang dapat direkomendasikan dokter untuk dilakukan kepada pasien antara lain:

1. Radiologi

Rangkaian pemeriksaan radiologi misalnya USG, CT scan, dan MRI dapat dilaksanakan kepada pasien yang mengalami ISK berulang atau adanya kecurigaan terdapat anomali pada saluran kemih nya.

Pemeriksaan radiologi ini juga dapat menilai berbagai penyebab yang mendasari ISK (misalnya batu ginjal) dan komplikasi yang mungkin timbul seperti pada pielonefritis emfisematus.

2. Sistoskopi

Cara lainnya untuk penegakan diagnosis ISK ialah dengan cara sistoskopi. Ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang memiliki kamera ke dalam kandung kemih melalui ujung uretra (orifisium). Dengan pemeriksaan ini maka akan terlihat bagaimana gambaran dalam kandung kemih. Pada alat sistoskopi ini juga dilengkapi sebuah alat untuk mengambil sampel jaringan yang dapat diperiksa bila ada kerucigaan keganasan (penyakit kanker).

Anda dapat membaca ulasan lengkap tentang penyakit ISK ini di tautan di bawah ini:

👉 Infeksi saluran kemih

Sumber:

• Gupta, K., & Trautner, B. W. (2015). Harrison's Principles of Internal Medicine
• (Brusch, Medscape, 2016) from Medscape: http://emedicine.medscape.com/article/233101-overview#a5
• http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/urinary-tract-infection/basics/complications/con20037892
• http://emedicine.medscape.com/article/231574-overview
• Roberts, K. (2011). Urinary tract infection: clinical practice guideline for the diagnosis and management of the initial UTI in febrile infants and children 2 to 24 months.
• Makalah pemeriksaan penunjang infeksi saluran kemih pdf
• Makalah hasil pemeriksaan laboratorium infeksi saluran kemih pdf

Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Share :