Diagnosis Anemia Defisiensi Besi - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Artikel ini akan membahas tentang kriteria diagnosis anemia kekurangan zat besi. Anemia jenis ini penting untuk dipahami dan diketahui cara penegakan diagnosa nya. Mengapa? Oleh karena lesu darah ini adalah jenis yang paling banyak persentase kejadiannya di masyarakat.

Daftar Isi Makalah Anemia Kekurangan Zat Besi Lengkap
👍 Pengertian
👌 Tanda Klinis
👉 Penyebab
💖 Diagnosis
💓 Penatalaksanaan

Kriteria Diagnosis Anemia Defisiensi Besi

Cara penegakan diagnosa seperti kebanyakan penyakit. Data-data diambil dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Dari data ini akan diambil diagnosis klinis atau diagnosa pasti yang akan diuji kebenarannya pada pemeriksaan penunjang bilamana diperlukan.

Kriteria Diagnosis Anemia Defisiensi Zat Besi WHO

Pada penyakit kurang darah ini, diagnosa pasti belum dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik saja. Kedua hal ini hanya mengantarkan kita kepada pemilihan pemeriksaan penunjang yang tepat.

Diagnosa tipe anemia ini dapat dilakukan dengan bantuan pemeriksaan darah langsung. Hitung darah lengkap akan menggambarkan kuantitas sel darah merah, jumlah hemoglobin, dan nilai hematokrit (perbandingan sel darah merah di dalam darah dalam persen). Penyakit kurang darah akan menunjukkan hasil jumlah haemoglobin dan hematokrit yang kurang dari normal.

Pemeriksaan darah jenis lainnya juga bisa dilaksanakan untuk beberapa tujuan, antara lain:
  • Mengetahui jumlah zat besi yang terdapat di dalam darah atau ferritin (protein pengikat besi) yang menyimpan zat besi di dalam tubuh manusia.
  • Melihat bagaimana kemampuan tubuh dalam mengikat zat besi (transferrin and total iron-binding capacity) yang biasanya kurang pada anemia defisiensi zat besi.
  • Mengetahui jumlah sel darah merah yang belum matang secara sempurna (retikulosit)
  • Melihat bagaimana bentuk dan ukuran sel darah merah dengan cara apusan darah tepi. Umumnya anemia karena kekurangan zat besi menunjukkan ukuran eritrosit yang lebih kecil dari ukuran normal serta warna nya yang lebih pucat.


Pemeriksan darah di atas dapat menunjukkan bahwa pasien mengalami anemia dengan tipe defisiensi zat besi. Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dilakukan bila memungkinkan untuk memastikan penyebab yang mendasari penyakit anemia tersebut. Beberapa pemeriksaan tersebut antara lain:

Pemeriksan darah di dalam tinja
Ini dilakukan untuk menentukan apa penyebab dari pendarahan yang terjadi pada saluran pencernaan pasien.

Endoskopi
Untuk menilai gambaran kondisi saluran pencernaan atas maka dapat menggunakan endoskopi. Ini juga dilaksanakan untuk mengetahui apa penyebab dari pendarahan.

USG panggul
Pemindaian mungkin diperlukan untuk mengetahui sumber dari perdarahan di dalam saluran cerna yang dapat mengakibatkan penyakit ini.

Kriteria Diagnosis Anemia Defisiensi Besi WHO

Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan kriteria WHO, antara lain:
  1. Kadar hemoglobin yang kurang sesuai dengan patokan usia,
  2. Rata-rata konsentrasi hemoglobin sel darah merah (MCHC) adalah kurang dari 31%,
  3. Kadar zat besi (Fe) dalam serum adalah kuang dari 50 ug/dL, dan
  4. Saturasi transferin adalah kurang dari 15%.

Kriteria yang harus dipenuhi sedikitnya dalam penegakan diagnosis penyakit ini adalah nomor 1, 3, dan 4.

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi Pada Anak

Bagaimana cara melakukan pengambilan diagnosis anemia defisiensi besi pada anak? Yuk kita simak.

Diagnosis Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Anak

1. Secara Klinis
Pada tahap awal anak akan menunjukkan gejala yang sering dikeluhkan oleh orang tua yaitu iritabel, lemas, tidak gairah untuk bermain, lesu, cepat lelah saat bermain, nafsu makan yang menurun, fokus mudah teralihkan, susah konsentrasi dalam belajar, sering sakit kepala, dada berdebar-debar, hingga kepada gejala yang berat seperti pica (suka makan atau mengunyah benda yang aneh seperti tanah, kertas, dan sebagainya).

2. Laboratorium
Hasil periksa labor menunjukkan hasil yang sesuai dengan tahapan kekurangan zat besi, antara lain:
  • Stadium I: Deplesi cadangan besi (turunnya kadar ferritin).
  • Stadium II: kekurangan besi tanpa anemia (turunnya SI dan TIBC).
  • Staiuum III: penyakit anemia defisiensi zat besi (turunnya kadar hemoglobin, MCV, dan hematokrit).

Disarankan untuk pemeriksaan laboratorium sebagai media deteksi dini penyakit ini pada umur 1 tahun bagi bayi cukup bulan, usia 6 sampai 9 bulan bagi bayi prematur, usia anak 2 sampai 3 tahun, 5 tahun, dan sewaktu dewasa muda.

Diagnosis Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil

Untuk kriteria diagnosa anemia kekurangan zat besi pada ibu hamil ya sama seperti kriteria diagnosa umum seperti yang telah dijelaskan di atas.

Diagnosis Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan akan menimbulkan dampak buruk bagi ibu dan janin. Wanita hamil dengan lesu darah akan meningkatkan risiko morbiditas dan mortalitas, khususnya peningkatan angka kematian bila terjadi keadaan hemoragia postpartum (perdarahan setelah persalinan), sementara itu dampaknya bagi janin adalah peningkatan risiko kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan nilai Apgar yang rendah.

Berbagai penelitian memberikan laporan bahwa anemia derajat ringan lebih sering terjadi. Beberapa penelitian melaporkan hasil yang sedikit berbeda, dimana derajat lesu darah pada kehamilan yang paling sering terjadi ialah anemia derajat sedang. Anemia dalam masa kehamilan dilaporkan lebih sering terjadi pada trimester ke-2 kehamilan, sementara beberapa hasil penelitian melaporkan anemia sewaktu kehamilan lebih sering terjadi pada trimester ke-3 kehamilan. Anemia pada kehamilan dilaporkan lebih sering terjadi pada multigravida, sementara penelitian lain melaporkan anemia lebih sering terjadi pada grandemultigravida.

Diagnosis Banding Anemia Defisiensi Besi

Berikut ini adalah beberapa penyakit dan masalah kesehatan yang dapat dijadikan diagnosis diferensial atau diagnosis banding anemia defisiensi besi, antara lain:
  • Anemia karena penyakit kronis,
  • Talasemia,
  • Kelainan hemoglobin darah,
  • Anemia hemolitik karena autoimun,
  • Anemia sideroblastik,
  • Spherositosis herediter,
  • Infeksi cacing tambang,
  • Kelainan darah, atau
  • Keracunan logam berat.


Nah itu tadi artikel tentang cara penegakan diagnosis anemia defisiensi besi yang kami ambil dari sisi kedokteran. Diagnosa keperawatan anemia defisiensi besi juga dapat dilakukan, akan tetapi akan kami bahas pada artikel lainnya. Mudah-mudahan ada waktu sekalian membahas tentang asuhan keperawatan anemia defisiensi zat besi.

Sumber Makalah Diagnosis Anemia Defisiensi Besi
  • Alodokter
  • Ikatan Dokter Anak Indonesia
  • Gambaran Anemia Pada Kehamilan Di Bagian Obstetri Dan Ginekologi RSUP Dr. M. Djamil Padang Periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 oleh Cut Mutiara Sabrina, Joserizal Serudji, dan Almurdi
  • Alomedika
  • who.int

Post a Comment for "Diagnosis Anemia Defisiensi Besi"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>