Faktor Risiko Resusitasi Bayi Baru Lahir (Neonatus) - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Faktor Risiko Resusitasi Bayi Baru Lahir (Neonatus)

Tidak semua bayi yang dilahirkan dalam keadaan normal. Terkadang sang bayi membutuhkan beberapa bantuan untuk dapat bernafas dengan baik di awal-awal usia kehidupannya. Seorang penolong persalinan harus sigap dalam memahami hal ini. Tidak semata hanya memikirkan keadaan ibu yang sedang hamil dan akan bersalin, tetapi juga memikirkan keadaan sang bayi apakah normal atau butuh bantuan resusitasi.

Faktor Risiko Resusitasi Bayi Baru Lahir Neonatus
gambar bayi

Bila Anda ingin mengetahui tentang algoritma langkah resusitasi bayi baru lahir atau neonatus silahkan baca di tautan di bawah ini:

Berikut ini kami jabarkan beberapa keadaan yang menjadi faktor risiko resusitasi bayi baru lahir. Diharapkan ini dapat membantu tenaga medis yang menolong persalinan untuk dapat berfikir ke depan tentang apa yang akan dilakukan untuk bayi yang akan dilahirkan.

Faktor Risiko Resusitasi Bayi Baru Lahir atau Neonatus

Ada dua keadaan umum yang membuat seorang bayi memiliki risiko untuk mendapatkan bantuan resusitasi neonatus. Keadaan umum itu berkaitan dengan faktor anterpartum (sebelum persalinan) dan faktor intrapartum (semasa persalinan).  Berikut beberapa faktor risikonya.

Faktor Antepartum Resusitasi Bayi Baru Lahir

1. Diabetes maternal
Diabetes maternal ini sering juga disebut dengan diabetes gestasional. Ini adalah suatu keadaan dimana seorang wanita tanpa diabetes sebelum kehamilan mengalami kenaikan kadar gula darah saat masa kehamilan. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko preeklampsia. Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes gestasional yang tidak dirawat dengan baik akan meningkatkan risiko berat badan bayi lebih besar, kadar gula darah rendah setelah lahir, dan penyakit ikterus.

2. Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan adalah kondisi dimana ibu mengalami tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg saat masa kehamilan. Hipertensi ini terdiri dari hipertensi gestasional, preeklampsia, eklampsia, dan superimposed preeklampsia.
👉 Baca lebih lengkap: Hipertensi dalam kehamilan

3. Hipertensi kronik
Hipertensi kronik adalah suatu keadaan dimana sang ibu sebelumnya sudah mengidap hipertensi atau hipertensi tersebut menetap setelah 12 minggu setelah melahirkan.

4. Anemia dan isoimunisasi
Penyakit anemia merupakan suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah pada seseorang lebih rendah dari jumlah normal pada manusia. Atau anemia ini juga dapat terjadi bilamana sel-sel darah merah tidak mengandung jumlah hemoglobin yang cukup. 

Isoimunisasi adalah suatu pengembangan antibodi yang spesifik diarahkan pada sel darah merah dari individu lainnya, misalnya bayi dalam rahim. Ini cuku sering terjadi sewaktu seorang wanita Rh-negatif mengandung bayi Rh-positif atau diberikan darah Rh-positif.

5. Riwayat kematian janin atau neonatus
Diperlukan penggalian lebih dalam tentang riwayat kematian bayi sebelumnya. Apakah meninggal dalam kehamilan atau meninggal saat persalinan. Informasi ini akan berguna dalam persiapan tindakan resusitasi dan perawatan.

6. Perdarahan trimester 2 dan 3 kehamilan
Perdarahan timester 2 dan 3 akan memberikan gambaran tentang kondisi ibu dan kondisi bayi kepada penolong persalinan. Beberapa kasus perdarahan trimester 2 dan 3 kehamilan antara lain: tanda kelahiran prematur, adanya keguguran, penyakit plasenta previa, abrupsio plasenta, ruptur uterus, atau vasa previa.

7. Infeksi maternal

8. Ibu yang menderita penyakit jantung, ginjal, paru, tiroid, atau kelainan neurologis.

9. Polihidramnion
Polihidramnion adalah keadaan dimana terjadi penumpukan air ketuban yang berlebihan selama periode kehamilan. Walaupun keadaan ini biasanya tidak bersifat serius, akan tetapi memerlukan pemantauan yang rutin dari dokter guna terhindar dari terjadinya komplikasi.

10. Oligohidramnion
Oligohidramnion adalah suatu kondisi dimana air ketuban berjumlah kurang dari normal (kurang dari 500 cc). Volume air ketuban akan naik dengan stabil saat kehamilan. Volume nya kira-kira 30 cc pada 10 minggu dan akan mencapai puncaknya kira-kira 1 Liter pada usia kehamilan 34-36 minggu lalu kemdian akan berkurang kembali.

Kisaran sekitar 800 cc di waktu akhir trisemester pertama hingga pada minggu ke-40. Pengurangan terjadi lagi menjadi kira-kira 350 ml di waktu usia kehamilan 42 minggu, dan 250 ml di waktu umur kehamilan 43 minggu. Nilai penurunan kira-kira 150 ml tiap minggunya pada usia kehamilan 38-43 minggu.

11. Ketuban pecah dini
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum memasuki usia kehamilan mencapai 37 minggu ataupun sebelum proses persalinan terjadi.

12. Hidrops fetalis
Hidrops fetalis adalah suatu kelainan pada janin yaitu masuknya cairan ke dalam dua atau lebih rongga di jaringan tubuh. Keadaan ini akan mengakibatkan penumpukan cairan di rongga perut, rongga di sekitar paru (efusi pleura), rongga di sekitar jantung (efusi perikardium), dan jaringan di bawah kulit (oedema kulit).

13. Kehamilan lewat waktu
Kehamilan lewat waktu adalah suatu kondisi dimana usia kehamilan lebih dari waktu normal (lebih dari 42 minggu) terhitung sejak saat masa pembuahan di dalam rahim.

14. Kehamilan ganda
Kehamilan ganda adalah suatu kehamilan dimana terdapat dua atau lebih embrio atau janin sekaligus.

15. Berat janin tidak sesuai dengan masa kehamilan
Bayi yang taksiran beratnya tidak sesuai dengan masa kehamilannya tentunya akan berkemungkinan mengalami beberapa masalah gangguan fungsi tubuh. Tentunya hal ini juga meningkatkan risiko mendapat resusitasi setela persalinan.

16. Dalam terapi obat misalnya Mg-karbonat atau beta blocker

17. Ibu pemakai obat bius dan obat narkotik lainnya

18. Malformasi janin dan anomali
Malformasi janin akan menyebabkan ketidaksempurnaan perkembangan organ tubuh janin. Organ yang tidak sempurna ini akan menimbulkan gangguan fungsi organ dan sistem organ sehingga akan membutuhkan bantuan setelah persalinan.

19. Kurangnya gerakan janin
Berkurangnya gerakan janin merupakan suatu tanda adanya gangguan kehamilan. Penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait hal ini dan menyiapkan persiapan resusitasi pada saat mendekati proses persalinan.

20. Usia ibu kurang dari 16 tahun atau lebih dari 35 tahun

Faktor Intrapartum Resusitasi Bayi Baru Lahir

1. SC darurat
SC darurat akan berbeda dengan SC elektif. SC darurat biasanya dilaksanakan karena adanya gangguan kehamilan yang bersifat darurat. Setiap persalinan dari kehamilan yang memiliki gangguan maka akan meningkatkan risiko bayi membutuhkan resusitasi.

2. Kelahiran dengan ekstraksi vakum
Proses persalinan dengan ekstraksi vakum sedikit banyak akan menimbulkan gangguan pada fisiologis bayi serta meningkatkan risiko bayi memerlukan resusitasi.

3. Letak sungsang atau presentasi abnormal
Letak sungsang adalah suatu kondisi dimana bayi memiliki letak sesuai dengan sumbu badan ibu, akan tetapi kepala berada pada fundus uteri sementara bokong berada pada bagian terbawah (di daerah pintu atas panggul atau simfisis).

Presentasi abnormal adalah suatu presentasi bayi yang tidak normal. Presentasi yang normal adalah presentasi belakang kepala.

4. Kelahiran kurang bulan atau kelahiran prematur
Kelahiran prematur akan menyebabkan peningkatan risiko bayi mengalami gangguan fungsi organ. Pada saat ini tentunya sang bayi akan membutuhkan resusitasi.

5. Persalinan presipitatus
Partus presipitatus adalah persalinan yang berlangsung sangat cepat. Kemajuan cepat dari persalinan dan berakhir kurang dari 3 jam dari awitan kelahiran.

6. Korioamnionitis
Korioamnionitis adalah suatu keadaan dimana cairan ketuban mengalami infeksi yang diakibatkan oleh bakteri. Kondisi ini akan mempengaruhi keadaan janin.

7. Ketubah pecah lama (lebih dari 18 jam)

8. Partus lama (lebih dari 24 jam)

9. Kala 2 memanjang 
Kala 2 memanjang disebut juga dengan partus tak maju. Ini adalah suatu persalinan dengan sifat his adekuat, akan tetapi tidak menunjukkan adanya tanda kemajuan pada pembukaan serviks, turunnya kepala, atau putaran paksi selama 2 jam terakhir.

10. Makrosomia
Makrosomia adalah suatu kondisi dimana berat badan bayi yang lahir lebih dari 4000 gram.

11. Masalah jantung janin
Beberapa masalah jantung pada janin seperti bradikardia janin persisten, frekuensi jantung janin tidak beraturan.

12. Penggunaan anestesi umum atau obat narkotik (dalam kurang dari 4 jam sebelum persalinan).

13. Hiperstimulasi uterus

14. Masalah plasenta
Beberapa masalah plasenta yang menyebabkan gangguan pada bayi antara lain solusio plasenta dan plasenta previa.

15. Air ketuban telah bercampur mekonium
Ketuban yang bercampur dengan mekonium akan menyebabkan masalah pada bayi. Masalah yang sering timbul antara lain aspirasi mekonium pada bayi baru lahir.

16. Prolaps tali pusat
Prolaps tali pusat adalah sauatu kondisi dimana tali pusar bayi telah keluar terlebih dahulu sebelum sang bayi lahir. Keadaan ini dapat terjadi pada waktu kehamilan atau di dalam proses persalinan.

17. Perdarahan intrapartum

Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Faktor Risiko Resusitasi Bayi Baru Lahir (Neonatus)"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>