Diagnosis, Tatalaksana dan Terapi Efusi Pleura Masif di IGD
Simak diagnosis, tatalaksana dan terapi efusi pleura masif di IGD berikut ini. – Peningkatan angka kejadian kanker (keganasan) di masyarakat perlu diberi perhatian oleh dokter, terutama dokter yang bertugas di Instalasi gawat darurat (IGD). Salah satu keluhan yang banyak membawa pasien ke IGD adalah efusi pleura yang masif.
Efusi pleura yang masif merupakan salah satu komplikasi yang sering dan biasa ditemukan pada pasien keganasan dan terutama disebabkan oleh kanker paru dan kanker payudara. Efusi pleura yang masif memiliki dua sifat yang khas, yaitu cairan pleural lazimnya berwarna merah (hemoragik) dan pada umumnya cepat diproduksi kembali setelah diaspirasi oleh dokter.
Jumlah cairan pleura pada pasien dengan efusi pleura masif ini biasanya lebih dari 500 ml, sehingga mengakibatkan cairan ini mendorong mediastinum ke arah sisi yang sehat sehingga menimbulkan beberapa gejala. Foto toraks X-Ray akan sangat membantu dalam mengidentifikasi kondisi ini.
Cairan pelumas yang ada di dalam rongga pleura individu normal diproduksi oleh suatu anyaman pembuluh kapiller permukaan pleura parietal dan diabsopsi kapiler dan pembuluh getah bening pleura vicerasalis dengan kecepatan yang seimbang dengan kecepatan proses pembentukannya.
Oleh karena itu gangguan apapun yang terkait dengan proses penyerapan dan disertai bertambahnya kecepatan proses pembentukan cairan ini maka akan menimbulkan penimbunan cairan secara patologik di dalam rongga pleura.
Beberapa faktor yang berperan dalam patogenesis efusi pleura masif:
- infiltrasi sel-sel oleh tumor yang secara langsung terjadi pada pleura,
- penyumbatan pembuluh getah bening atau vena,
- penyumbatan bronkus disertai dengan atelektasis,
- Pneumonia pasca-hambatan yang disertai dengan efusi parapneumonik, dan
- Hipoproteinema
Diagnosis Klinis dari Efusi Pleura Masif
Diagnosis efusi pleura yang bersifat masif ini ditegakkan dengan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang (X-Ray). Konfirmasi diagnosis dilakukan dengan melakukan aspirasi cairan pleura ini, yang sekaligus dapat dilakukan untuk tujuan terapi dan pengobatan.
Anamnesis Pada Efusi Pleura Masif
Keluhan sakit dada dan sesak adalah dua kondisi yang terbanyak disampaikan oleh pasien. Rasa sakit membuat pasien membatasi gerakan rongga dada dengan bernapas dangkal atau tidur miring ke arah sisi yang sakit.
Gejala sesak napas bisa ringan atau berat, tergantung pada proses perbentukan efusi, jumlah cairan efusi pleura, dan juga kelainan yang mendasari terjadinya kondisi efusi. Selain itu, dapat ditemukan keluhan yang terkait dengan masifnya efusi pleura. Kira-kira 25% pasien efusi pleura masif tidak mengalami keluhan pada saat diagnosis ditegakkan.
Pemeriksaan Fisik Pada Efusi Pleura Masif
Pada pemeriksaan fisik, pasien dapat terlihat sesak nafas dengan pernafasan yang dangkal, hemitoraks yang sakit lebih cenderung, ruang sela iga yang melebar, mendatar dan tertinggal pada saat pernafasan.
Fremitus suara lemah sampai menghilang, dan pada perkusi akan terdengar suara redup sampai pekak di daerah tempat efusi (tergantung jumlah cairan). Setidaknya paling sedikit harus ada cairan sekitar 500 ml untuk menimbulkan suara yang pekak saat perkusi.
Selain itu, dapat ditemukan tanda-tanda jantung dan mediastinum “terdorong” ke arah sisi yang sehat. Pada auskultasi, suara pernafasan menjadi lemah sampai menghilang pada daerah efusi pleura.
Foto Thorax X-Ray Pada Efusi Pleura Masif
Pemeriksaan radiologik memiliki nilai yang tinggi dalam menegakkan diagnosis efusi pleura besar-besaran, meskipun tidak bermanfaat dalam menentukan faktor penyebabnya. Pada foto toraks tampak perselubungan homogen dengan batas atas yang tenggelam atau rata, dan sudut kostofrenikus yang terlihat tumpul.
Cairan dengan jumlah yang hanya sedikit akan memberikan gambaran berupa penumpulan sudut kostofrenikus. Cair sebesar kurang dari 100 ml tidak akan terlihat pada gambar toraks yang dibuat dengan teknik biasa. Bayangan seragam baru dapat terlihat jelas ketika efusi lebih dari 300 ml. Bila pencarian tidak terlihat pada gambar postero-anterior (PA), maka disarankan dibuat foto pada posisi lateral dekubitus.
Pungsi Pleura Pada Efusi Pleura Masif
Selain bermanfaat untuk konfirmasi diagnosis, aspirasi cairan pleura juga dapat dikerjakan dengan tujuan terapetik. Aspirasi cairan (torakonsentesis) dapat dilakukan sebagai berikut:
Pasien dalam posisi duduk dengan kedua lengan merangkul atau diletakkan di atas bantal; jika tidak mungkin duduk, aspirasi dapat dilakukan pasien dalam posisi tidur terlentang.
Lokasi penusukan jarum dapat didasarkan pada hasil foto toraks pasien, atau di daerah sedikit medial dari ujung skapula, atau pada linea aksilaris media di bawah batas suara terdengarnya suara sonor dan redup.
Setelah dilakukan anestasi secara memadai, dilakukan penusukan dengan jarum berukuran besar, misalnya jarum nomor 16.
Kegagalan aspirasi biasanya disebabkan karena penusukan jarum terlampau rendah sehingga dapat mengenai diafragma atau terlalu dalam sehingga jaringan paru, atau jarum tidak mencapai rongga pleura oleh karena jaringan subkutis atau pleura parietal yang tebal.
Pemeriksaan Makroskopik dan Sistologik dilakukan Pada Cairan Efusi Pleura Masif yang Diperoleh
Interpretasi Hasil Analisis Pada Cairan Efusi Pleura Masif
Cairan efusi pleura yang masif pada umumnya merupakan suatu eksudat serta lazim bersifat hemoragik. Kadar protein pada umumnya tinggi (lebih dari 3 g / dL), demikian juga harga LDH (diatas 200 UI).
Nilai gula kurang dari 60 mg / dl, jumlah eosinofil meningkat, jumlah limfosit pada hitung jenis leukosit sebesar 50% atau lebih, dan jumlah eritosit lebih dari 100.000 / ml.
Sitologi Cairan yang Didapat Efusi Pleura Masif
Pemeriksaan Sitologi cairan pleural perlu dipertimbangkan sejak pasien berada di IGD, karena memiliki nilai diagnosis etiologik yang tinggi. pemeriksaan sitoplasma dapat memberikan akurasi diagnosis etiologi sampai 60% pada pemeriksaan pertama dan 80 hingga 90% pada pemeriksaan kedua. Hasil aspirasi cairan pleura harus disimpan untuk diperiksa di oleh dokter patologi (Sp.PA). Namun, yang perlu diingat, hasil pemeriksaan sitologi yang negatif tidak dapat menyingkirkan diagnosis efusi pleura besar-besaran oleh karena keganasan.
Tatalaksana dan Terapi Pada Efusi Pleura Masif : Fokus Pada Torakosintesis Terapeutik
Efusi pleura besar-besaran yang disebabkan kanker pada umumnya merupakan stadium lanjut dari suatu keganasan dan perawatan terhadap keganasan pada stadium ini biasanya tidak memberikan hasil yang baik.
Oleh karena itu, penanganan efusi pleura oleh karena kanker atau keganasan hampir selalu bersifat paliatif yang bertujuan untuk meringankan gejala-gejala dan mencegah pembentukan cairan pleura. Pengobatan terhadap kanker primer dapat diberikan apabila diketahui lokasi serta tersedia terapi dan pengobatan untuk tumor tersebut.
Penanganan paliatif pada efusi pleura akibat keganasan dapat berupa aspirasi cairan, pleurodesis, dan ataupun pembedahan. Tujuan tindakan ini adalah untuk mengurangi serta mencegah penimbunan kembali cairan pleural, menghindari komplikasi akibat efusi pleura, dan mengembalikan fungsi normal pleura dan paru-paru.
Dalam artikel ini hanya akan dibahas prosedur terapi aspirasi cairan. Sejawat dapat membaca lebih lanjut prosedur pleurodesis dan operasi sebagai terapi efusi pleura masif di sumber yang lain.
Aspirasi cairan pleural terapetik
cairan pleural dapat dikeluarkan dengan jalan aspirasi secara berulang atau dengan pemasangan selang dada yang dihubungkan dengan Water Seal Drainage (WSD).
Aspirasi cairan (torakosentesis) berulang adalah tindakan terapi yang tidak berbeda dengan torakosintesis untuk tujuan diagnostik. Cairan yang dikeluarkan pada setiap pengambilan sebaiknya tidak lebih dari 1500 ml untuk mencegah terjadinya edema paru akibat pengembangan paru-paru secara mendadak.
Selain itu, produksi cairan dalam jumlah besar secara tiba-tiba biasa menimbulkan reflek vagal, berupa batuk-batuk, bradikardi, aritmia yang berat, dan hipotensi. Jika jumlah cairan cukup banyak, sebaiknya dipasang selang toraks agar dihubungkan dengan WSD, sehingga cairan dapat dikeluarkan secara lambat tapi aman dan sempurna.
WSD harus diawasi setiap hari dan bila sudah tidak terlihat undulasi pada selang, maka cairan mungkin sudah habis dan jairngan paru telah mengembang. Untuk memastikan hal ini, dapat dilakukan pembuatan foto toraks.
Selang toraks dapat dicabut jika produksi cairan dalam satu hari kurang dari 100 ml dan jaringan paru telah mengembang, yang ditandai oleh terdengarnya kembali suara napas dan terlihat pengembang paru pada foto toraks. Selang dicabut pada waktu ekspirasi maksimum.
efusi pleura pada keganasan merupakan komplikasi yang banyak ditemukan pada keganasan pleura primer maupun metastitik, dan lazimnya terjadi pada stadium yang lanjut dari suatu keganasan. Tujuan pengobatan efusi pleura ini hampir selalu bersifat paliatif, dengan cara produksi cairan, pleurodesis dan pembedahan. Pleurodesis merupakan terapi pilihan untuk efusi akibat kekerasan.
Referensi: EIMED Kegawatdaruratan PAPDI BIRU
Post a Comment for "Diagnosis, Tatalaksana dan Terapi Efusi Pleura Masif di IGD"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.