Definisi, Etiologi, Gejala, dan Tanda Klinis Plasenta Previa
Obstetri dan Ginekologi: definisi, etiologi, gejala, dan tanda klinis plasenta previa. Artikel ini akan membahas tentang apa itu plasenta previa, epidemiologi dan etiologi plasenta previa, patologi dan klasifikasi plasenta previa, serta gejala dan tanda-tanda klinis dari plasenta previa. Yuk, silahkan dibaca!
Pendahuluan
Umumnya perdarahan yang bila terjadi pada kehamilan trimester ketiga atau bila terjadi setelah anak atau pun plasenta lahir adalah perdarahan yang berat. Bila tidak diberikan bantuan yang cepat dan tepat maka dapat medatangkan syok dan berujung kematian. Salah satu penyebab dari perdarahan yang berat itu adalah plasenta previa.
Antisipasi dalam perawatan prenatal sangat diperlukan dikarenakan sebagian besar penyakit ini berlangsung perlahan-lahan yang diawali gejala awal berupa perdarahan berulang. Perdarahan berulang mulanya tidak banyak dan tanpa rasa nyeri yang terjadi pada saat-saat yang tidak tentu, misalkan sewaktu tidur. Perdarahan ini juga biasanya diawali tanpa trauma atau koitus, dan lain-lain.
Definisi, Etiologi, Gejala, dan Tanda Klinis dari Plasenta Previa
Definisi Penyakit Plasenta Previa
Apa definisi plasenta previa? Pengertian plasenta previa adalah plasenta yang lengket atau berimplantasi di segmen bawah rahim yang meliputi bagian leher rahim (serviks yang terlibat pembukaan dan pendataran); dengan demikian dapat menutupi sebagian atau seluruh dari ostium uteri interna. Seringkali bagian terdepan janin tidak dapat masuk pintu atas panggul dikarenakan oleh hal ini.
Epidemiologi Penyakit Plasenta Previa
Kejadian atau insidensi plasenta previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas yang tinggi dan pada wanita hamil usia lebih dari 30 tahun. Kejadian penyakit ini lebih sering pada kehamilan gemeli dari pada tunggal.
Di RSU Palembang pernah dilaporkan 429 kasus dari 14.765 persalinan selama tahun 1986 hingga 1990 (2,9%). Di RSU Banda Aceh pernah dilaporkan 11 kasus dari 655 persalinan pada tahun 1990 (1,7%), 54,5% diantaranya pada multipara dan 63,6% penderita berusia 30 tahun atau lebih. Di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang dari 1%. Hal ini mungkin disebabkan oleh kurangnya kejadian paritas tinggi.
Perbedaan angka kejadian sebagian disebabkan kesulitan dalam penegakan diagnosis misalkan kesulitan membedakan perdarahan antepartum pada solusio plasenta dan plasenta letak rendah. Pada kondisi seperti ini secara klini keduanya mungkin benar. Ini dikarenakan solusio plasenta dapat terjadi bersamaan dengan penyakit plasenta ini.
Etiologi Penyakit Plasenta Previa
Etiologi plasenta previa terjadi dikarenakan blastokista tertanam di segmen bawah rahim. Alasan mengapa blastokista tertanam di segmen bawah rahim belum diketahui pasti hingga saat ini. Salah satu penyebab timbulnya plasenta previa disebukan adalah tidak memadainya vaskularisasi desidua yang mungkin diakibatkan oleh proses peradangan ataupun atrofi. Faktor penyebab terjadinya penyakit plasenta ini yang lain seperti paritas tinggi, hamil pada usia lanjut, cacat pada rahim misalkan bekas bedah sesar, mimektomi, kerokan, dan lainnya dapat berperan dalam proses peradangan dan terjadinya atrofi pada endometrium.
Ukuran plasenta yang terlalu besar seperti pada eritroblastosis fetalis dan kehamilan ganda bisa mengakibatkan penyakit plasenta ini. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan yang melebar pada segmen bawah rahim sehingga menutupi seluruh atau sebagian ostium uteri interna.
Patologi Penyakit Plasenta Previa
Bagaimana patofisiologi plasenta previa itu? Pada usia kehamilan yang lanjut, umumya pada trimester ketiga dan mungkin juga lebih awal, oleh karena telah mulai terbentuknya segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami penglepasan. Sebagaimana diketahui tapak plasenta terbentuk dari jaringan maternal yaitu bagian desidua basalis yang bertumbuh menjadi bagian dari uri. Dengan melebarnya isthmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang berimplantasi di situ sedikit banyak akan mengalami laserasi akibat penglepasan pada tapaknya.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar dan membuka ada bagian tapak plasenta yang terlepas. Pada tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu dari ruangan intervillus dari plasenta. Oleh sebab itu dari perdarahan pada plasenta previa pasti akan terjadi (unaviodable bleeding) oleh karena segmen bawah rahim senantiasa akan terbentuk. Perdarahan ditempat itu relatif dipermudah dan diperbanyak oleh karena segmen bawah rahim dan serviks tidak mungkin berkontraksi dengan kuat karena elemen otot yang dimilikinya sangat minimal, dengan akibat pembuluh darah pada tempat itu tidak tertutup dengan sempurna. Perdarahan akan berhenti karena terjadi pembekuan kecuali jika laserasi mengenai sinus yang besar dari plasenta pada mana perarahan akan berlangsung lebih banyak dan lebih lama.
Oleh karena pembentukan segmen bawah rahim itu akan berlangsung terus tapi perlahan-lahan maka laserasi baru akan berulang. Perdarahan dapat berulang tanpa sesuatu sebab lain misalnya trauma dan sebagainya. Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa rasa nyeri.
Pada plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum perdarahan terjadi lebih awal dalam kehamilan oleh karena segmen bawah rahim terbentuk lebih dahulu pada bagian terbawah yaitu pada ostium uteri internum. Sebaliknya jika plasenta tidak sampai menutupi atau hanya menutupi sedikit, atau bagian dari plasenta tersebut hanya menempati segmen bawah rahim sedemikian rupa sehingga pinggirnya terletak lebih kurang 3 cm jauhnya dari pinggir ostium uteri internum, perdarahan baru terjadi pada waktu mendekati atau mulai persalinan. Dengan demikian perdarahan pada plasenta previa selain tidak dapat dicegah, waktu kejadiannya pun tidak dapat diramalkan. Mungkin saja perdarahan itu terjadi sewaktu-waktu misalnya ketika lagi tertidur atau sedang berjalan dan sebagainya.
Perdarahan pertama biasanya sedikit tapi cenderung lebih banyak pada perdarahan berikutnya. Oleh sebab itu untuk mencegah syok perlu diambil tindakan antisipasi. Perdarahan pertama sudah bisa terjadi pada kehamilan dibawah 30 minggu tapi lebih separuh kejadiannya pada umur kehamilan 34 minggu ke atas. Dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan trofoblas, akibatnya lebih sering terjadi plasenta aktreta dan plasenta inkreta pada palsenta previa. Segmen bawah rahim dan serviks yang rapuh mudah robek oleh sebab kurangnya elemen otot terdapat disana.
Kedua kondisi ini berpotensi meningkatkan kejadian perdarahan pada plasenta previa, misalnya dalam kala tiga karena plasenta sukar lepas dengan sempurna, atau dalam kala empat setelah uri lepas karena segmen bawah rahim tidak mampu berkontraksi dengan baik sehingga pembuluh darah disitu tidak menutup dengan sempurna.
Klasifikasi dari Penyakit Plasenta Previa
Klasifikasi plasenta previa dibuat atas dasar hubungannya dengan ostium uteri internum pada waktu diadakan pemeriksaan. Dalam hal ini dikenal 4 macam plasenta previa sebagai berikut:
- Plasenta previa totalis yaitu plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum,
- Plasenta previa parsialis yaitu palsenta yang menutup sebagian ostium uteri internum,
- Plasenta previa marginalis yaitu plasenta yang tepinya terletak persis pada ostium uteri internum,
- Plasenta letak rendah yaitu plasenta yang tepinya agak jauh letaknya dari ostium uteri internum.
Klasifikasi yang banyak dipakai di Amerika Serikat ialah yang dianjurkan oleh Norman White pada tahun 1929 terdiri dari plasenta previa tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga dan tingkat empat, yaitu:
- Plasenta previa tingkat satu adalah plasenta yang bagian terbesarnya berimplantasi pada segmen atas rahim hanya tepinya saja yang berada pada segmen bawah bawah rahim. Jadi serupa dengan plasenta letak rendah tersebut di atas.
- Plasenta previa tingkat dua tepinya mencapai ostium uteri internum, jadi serupa dengan plasenta previa marginalis di atas.
- Plasenta previa tingkat tiga adalah plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum ketika belum ada pembukaan tetapi tidak lagi menutupi seluruhnya pada waktu servik telah membuka diri. Jadi serupa dengan plasenta previa parsialis.
- Plasenta previa tingkat empat bagian terbesar plasenta bertepatan dengan ostium uteri internum, jadi serupa dengan plasenta previa totalis di atas.
Oleh karena letak plasenta yang tidak setangkup terhadap ostium uteri dan klasifikasi dibuat bergantung pada waktu, maka perbedaan waktu pemeriksaan ada kemungkinan mengubah klasifikasi dan pembagian plasenta previa. Misalnya diagnosis plasenta letak rendah yang ditegakan pada waktu pembukaan serviks 2 cm bisa berubah menjadi plasenta previa parsialis pada pembukaan serviks 7 cm disebabkan dilatasi pada serviks telah mencapai pinggir plasenta. Sebaliknya, plasenta previa totalis pada waktu belum ada pembukaan, misalnya pada diagnosis yang ditegakkan dengan ultrasonografi, bisa berubah menjadi plasenta previa persialis pada pembukaan 4 cm karena pelebaran segmen bawah rahim menyebabkan pinggir plasenta menjauhi serviks.
Dalam kaitannya dengan diagnosis terutama yang dibuat dengan bantuan ultrasonografi perlu diketahui bahwa plasenta seolah bermigrasi ke arah fundus uteri. Migrasi palsenta masih banyak terjadi pada kehamilan di bawah 30 minggu hal mana terbukti dari perbedaan frekuensi plasenta previa yang jauh lebih rendah pada ketika partus (diagnosis nyata) daripada ketika masih hamil (diagnosis ultra sonografis). Dapat dipikirkan bahwa migrasi plasenta terjadi hubungan dengan proses pembentukan segmen bawah rahim dimana isthmus uteri tertarik secara pasif ke arah fundus ketika uterus gravidus bertambah besar.
Gejala dan Tanda Klinis Penyakit Plasenta Previa
Tanda dan gejala plasenta previa yang paling penting adalah keluarnya darah berulang kali dari rahim melalui vagina tanpa rasa nyeri pada kehamilan trimester ketiga. Perdarahan bisa terjadi lebih awal pada plasenta previa totalis. Warna darah merah segar dengan volume yang lebih banyak pada tiap kali terjadi perdarahan ulang. Perdarahan terjadi tanpa sebab yang nyata misalnya koitus, taruma dan sebagainya, walaupun bisa terjadi bersamaan dengan salah satu kegiatan tersebut. Perdarahan bisa terjadi sewaktu-waktu misalnya pada waktu tidur atau sedang duduk atau berjalan.
video gambaran plasenta previa dan perdarahan yang terjadi.
Perdarahan pertama biasanya hanya sedikit tapi makin banyak pada perdarahan ulang. Sekali-sekali perdarahan yang cukup banyak sehingga menimbulkan syok bisa terjadi pada plasenta previa. Keadaan janin biasanya tidak terpengaruh kecuali pada perdarahan yang banyak atau syok dimana keadaan janin menjadi gawat oleh sebab hipotensi pada ibu yang menyebabkan perfusi darah plasenta menurun dan janin menderita hipoksia.
Manifestasi klinis plasenta previa penyerta yang mendukung akan adanya plasenta previa adalah kendala yang ditimbulkannya terhadap kedudukan normal dari janin. Oleh karena plasenta letaknya dibawah janin, maka letak atau kedudukan janin menjadi tidak normal terhadap pintu atas panggul. Letak janin mungkin menjadi sungsang, melintang, mengolak atau miring. Kedudukan janin melayang di atas pintu atas panggul pada waktu yang seharusnya bagian terbawah janin sudah masuk kedalam pintu atas panggul. Abnormalitas posisi janin yang demikian bila terdapat dalam trimester akhir terutama apabila disertai perdarahan melalui vagina haruslah diwaspadai sebagai plasenta previa sampai terbukti bukan.
Adakalanya perdarahan baru terjadi pada waktu atau mendekati partus jika plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim tapi tidak sampai menutupi pembukaan serviks. Oleh sebab itu tidak semua plasenta previa menimbulkan perdarahan sejak awal. Menurut pengamatan, 15% sapai 20% plasenta previa tidak menimbulkan perdarahan sebelum partus mulai.
Diagnosis Banding Penyakit Plasenta Previa
Solusio plasenta terutama solusio plasenta ringan adalah yang paling mirip keadaannya dengan plasenta previa. Bedanya perdarahan pada solusio plasenta berwarna merah tua atau kehitaman disertai rasa nyeri perut dan keadaan cepat menjadi gawat. Robekan pinggir plasenta dimana terdapat pembuluh darah besar atau ruptura sinus marginalis menimbulkan perdarahan yang sukar dibedakan dari plasenta previa, kecuali dengan melihat setelah plasenta keluar. Perdarahan biasanya terjadi dalam persalinan dan ada kalanya mengalir sehingga bisa syok dengan cepat.
Keadaan lain yang mirip plasenta previa adalah perdarahan yang terjadi pada vasa previa. Pada keadaan ini tali pusat beinsersi di luar plasenta (insertio velamentosa). Pembuluh darah yang berasal dari vena dan arteria umbilikalis dalam tali pusat terbentang di dalam selaput ketuban menuju ke plasenta. Apabila pada keadaan yang demikian letak pembuluh darah tersebut berada tepat atau dekat sekali dengan pinggir seviks maka oleh karena pelebaran dilatasi dari serviks pembuluh darah tersebut robek, seringkali bersama dengan pecahnya kantong ketuban pada tempat itu. Pada kejadian ini darah yang keluar berasal dari janin dan keadaan janin cepat menjadi gawat. Untuk membedakannya dengan darah ibu diperlukan pemeriksaaan mikroskopis oleh karena butir darah merah janin mempunyai inti dan mudah mengalami lisis dalam larutan alkali.
Ada beberapa perdarahan lain yang sifatnya berulang tanpa nyeri pada kehamilan yang terjadi oleh sebab ada lesi-lesi tertentu pada serviks misalnya karsinoma, mioma, polip, dan erosi. Untuk menetapkannya dapat diperiksa dengan spekulum, tapi jangan sekali-kali melakukan periksa dalam dengan memasukan jari kedalam serviks karena keadaan serviks yang rapuh dan plasenta yang berada di situ mudah robek dan akan menyebabkan perdarahan yang banyak, sekalipun periksa dalam itu dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati.
Lanjutkan bacaan ke diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis plasenta previa
Share artikel ini ke teman-teman Anda!
Lanjutkan bacaan ke diagnosis, tatalaksana, komplikasi, dan prognosis plasenta previa
Share artikel ini ke teman-teman Anda!
Post a Comment for "Definisi, Etiologi, Gejala, dan Tanda Klinis Plasenta Previa"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.