Penjelasan Tentang Ketosis dan Ketoasidosis - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penjelasan Tentang Ketosis dan Ketoasidosis

Artikel ini akan mengulas penjelasan tentang ketosis dan ketoasidosis meliputi definisi ketosis, diet ketosis, hubungan ketosis dan diabetes, keadaan ketoasidosis, serta terapi dan pencegahan ketosis.

Definisi dan Pengertian Proses Ketosis

Dalam keadaan normal, sel-sel tubuh menggunakan glukosa sebagai bahan utama untuk menghasilkan energi. Glukosa biasanya berasal dari makanan yang mengandung karbohidrat. Ini termasuk gula dan makanan bertepung seperti roti dan pasta yang di dalam tubuh terurai menjadi gula sederhana. Glukosa dapat digunakan tubuh sebagai bahan bakar atau disimpan dalam hati dan otot sebagai glikogen.

Jika tidak ada ketersediaan glukosa yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi, tubuh akan mengadopsi strategi alternatif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tubuh tadi. Tubuh pun mulai memecah simpanan lemak untuk menyediakan glukosa dari trigliserida. Keton adalah produk sampingan dari proses ini.

Keton adalah asam yang dapat menumpuk dalam darah dan dieliminasi dalam urin. Dalam jumlah kecil, keton sebagai pertanda untuk menunjukkan bahwa tubuh memecah lemak. Namun, dalam jumlah yang besar keton dapat meracuni tubuh dengan menyebabkan proses yang disebut ketoasidosis.

Ketosis menggambarkan keadaan metabolik dimana tubuh mengubah simpanan lemak menjadi energi dan melepaskan keton dalam prosesnya.

Diet Ketosis

Kenyataan bahwa dalam proses ketosis terjadi pemecahan lemak yang disimpan dalam tubuh maka beberapa diet bertujuan untuk membuat keadaan metabolik seperti ini. Diet seperti ini disebut diet ketosis atau diet ketogenik. Diharapkan keadaan ini nantinya dapat memfasilitasi penurunan berat badan.
pengertian ketosis dan asidosis
diet ketosis

Diet ketosis juga disebut diet sebagai diet ket atau kadang-kadang diet rendah karbohidrat. Diet itu sendiri dapat dianggap sebagai diet tinggi lemak, dengan sekitar 75% dari kalori berasal dari lemak. Sebaliknya, sekitar 20% dan 5% dari kalori yang diperoleh dari protein dan karbohidrat.

Mengikuti pola diet ketogenik dapat menyebabkan penurunan berat badan jangka pendek. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2008 dan diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa pria obesitas mengikuti diet ketogenik selama 4 minggu kehilangan rata-rata 12 pon. Peserta mampu mengkonsumsi lebih sedikit kalori tanpa merasa lapar saat mengikuti diet.

Menurut Mayo Clinic, diet ketogenik dapat memiliki efek sehat pada kondisi kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, diabetes dan sindrom metabolik. Hal ini juga dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL lebih baik daripada diet moderat karbohidrat lainnya.

Diet ketogenik juga telah digunakan di bawah pengawasan medis untuk mengurangi kejang pada anak dengan epilepsi yang tidak respon dengan bentuk terapi lainnya. Beberapa studi telah menyarankan bahwa diet ini juga bisa memberikan keuntungan pada orang dewasa yang menderita epilepsi, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Namun, untuk pelaksaan jangka panjang diet ketogenik tidak menghasilkan manfaat yang besar. Sebuah review tahun 2014 tentang diet menemukan bahwa perbedaan antara diet ketogenik dan diet protein normal hanya sekitar 1 pon (sekitar 0,4 kg) setelah satu tahun.

Asosiasi jantung Amerika (AHA - American College of Cardiology), telah menyimpulkan bahwa tidak ada cukup bukti yang menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat seperti diet ketogenik memberikan manfaat sehat untuk jantung.

Ketosis DM dan Diabetes Mellitus

Pada pasien diabetes, ketosis dapat terjadi karena tubuh tidak memiliki jumlah insulin yang cukup untuk memproses glukosa dalam tubuh. Kehadiran benda keton dalam urin merupakan indikator bahwa penyakit diabetes pada seorang pasien sedang tidak sedang terkontrol dengan baik.
diabetes ketoasidosis diabetik
ketosis dan diabetes

Beberapa ahli gizi merekomendasikan diet ketogenik untuk individu dengan diabetes tipe 2 (atau juga dikenal sebagai non-insulin dependent diabetes (NIDDM)). Pada diabetes tipe 2 tubuh masih menghasilkan beberapa insulin tetapi tidak dapat digunakan untuk mengangkut glukosa ke dalam sel untuk digunakan sebagai bahan bakar.

Diet ketogenik berfokus pada pengurangan asupan karbohidrat diet. Individu dengan diabetes tipe 2 disarankan untuk mengurangi asupan karbohidrat sebagai karbohidrat karena karbohidrat diubah menjadi glukosa dan meningkatkan kadar gula dalam darah.
💬 Baca juga : karbohidrat dalam menu makanan penderita diabetes mellitus.

Pasien dengan diabetes yang mengikuti diet ketogenik perlu hati-hati memantau kadar keton mereka. Sebuah kondisi serius yang disebut ketoasidosis dapat terjadi jika level ini terlalu tinggi. Meskipun kondisi ini umumnya terjadi pada individu dengan diabetes tipe 1, orang dengan diabetes tipe 2 juga masih bisa berkembang ketoasidosis.

Apa Itu Ketoasidosis ?

Ketoasidosis adalah suatu kondisi di mana kadar keton dalam tubuh mencapai kadar abnormal yang tinggi. Ini adalah kondisi serius dan berbahaya yang dapat dengan cepat berkembang dalam waktu 24 jam.

Ada beberapa pemicu potensial yang berbeda untuk ketoasidosis. Hal yang paling sering menyebabkannya adalah penyakit yang menyebabkan produksi hormon yang bekerja beralawanan dengan insulin yang tinggi. Hal ini juga didapat dari hasil kekeliruan terapi insulin, baik pemberiaan insulin yang tidak terjadwal atau jumlah insulin yang diberi tidak cukup.

Pemicu lainnya dari ketoasidosis termasuk:
  • Penyalahgunaan narkoba,
  • Trauma emosional,
  • Trauma fisik,
  • Stres, dan
  • Operasi.
Ketoasidosis paling sering terjadi pada orang dengan diabetes tipe 1 karena tubuh tidak memproduksi insulin apapun. Ketoasidosis juga dapat terjadi pada orang dengan diabetes tipe 2 meskipun jumlahnya jauh lebih sedikit 

Tingginya kadar benda keton dalam urin dan kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) adalah tanda-tanda ketoasidosis. Ini dapat dideteksi dengan peralatan di rumah.

Gejala awal dari ketoasidosis meliputi:
  • Sakit perut,
  • Kebingungan dan kesulitan berkonsentrasi,
  • Kulit kering atau memerah,
  • Haus yang berlebihan dan mulut kering,
  • Napas berbau benda keton,
  • Sering buang air kecil,
  • Mual dan muntah, dan
  • Sesak napas.

Terapi dan Pencegahan Ketosis

Ketosis tidak biasanya terjadi pada orang sehat yang makan diet seimbang dan makanan biasa. Ketosis bisa dipicu dengan secara drastis mengurangi jumlah kalori dan karbohidrat yang dikonsumsi. Selain itu, bisa juga dengan berolahraga untuk jangka waktu yang lama. Wanita hamil pun kadang-kadang bisa menjadi ketosis.

pencegahan dan terapi ketosis
terapi dan pencegahan ketosis

Pada pasien dengan diabetes, ketosis dapat menjadi ketoasidosis jika tidak dilakukan terapi yang baik. Ketoasidosis diabetik dianggap darurat karena dapat menyebabkan koma diabetes dan bahkan kematian. Pengobatan biasanya diberikan di rumah sakit.

Untuk pasien diabetes, langkah-langkah berikut di bawah perlu diperimbangkan untuk diambil:
  1. penggantian cairan - untuk menghidrasi tubuh kembali dan mencairkan kelebihan gula dalam darah.
  2. pengganti elektrolit - ini diperlukan untuk membantu menjaga jantung, otot dan sel-sel saraf berfungsi dengan benar. Kadar elektrolit dalam darah sering turun karena tidak adanya insulin.
  3. terapi insulin - untuk mencegah dan mengobati proses yang menyebabkan episode ketoasidosis.

Pada orang sehat ketosis dapat dicegah dengan mengikuti diet sehat dan seimbang serta berolahraga secara teratur. Selain itu, ada sejumlah langkah untuk mencegah ketoasidosis pada orang dengan diabetes:
  • Sering memonitor kadar gula darah dengan hati-hati, setidaknya tiga sampai empat kali sehari,
  • Diskusikan dosis insulin dengan dokter dan mengikuti rencana pengobatan diabetes,
  • Mengawasi tingkat keton dengan memiliki alat tes sendiri terutama saat sakit atau stres.
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Penjelasan Tentang Ketosis dan Ketoasidosis"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>