Pencegahan Kejang Demam Pada Anak
Pencegahan kejang demam pada anak dapat dilakukan melalui berbagai tahapan. Peran serta orang tua sangat dibutuhkan dalam cara mencegah kejang demam pada anak ini. Adapun tentang hal-hal dan tahapan pencegahan penyakit kejang demam ini akan dijelaskan di bawah.
Namun, sebelumnya bila Anda ingin mengetahui informasi medis detail tentang penyakit ini, silahkan baca pada tautan di bawah ini:
Pencegahan Penyakit Kejang Demam Pada Anak
Ada 4 tahapan upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada seorang anak yang memiliki risiko mendapat kejang demam, riwayat kejang demam, dan berisiko mendapatkan komplikasi dari kejang.
1. Pencegahan Primordial
Pencegahan ini dilakukan untuk mencegah muncul atau terjadinya faktor predisposisi kasus kejang demam pada anak yang belum belum memiliki faktor risiko. Beberapa usaha primordial yang dapat dilakukan adalah:
- Kegiatan penyuluhan kepada ibu yang mempunyai bayi ataupun anak agar melakukan peningkatan status gizi anak melalui pemenuhan kebutuhan nutrisi yang sesuai. Status gizi anak yang baik akan membuat daya tahan tubuh semakin baik pula.
- Menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan. Lingkungan yang sehat dan bersih akan menyulitkan agen penyakit untuk berkembang sehingga risiko terjadinya penyakit infeksi yang menyebabkan timbulnya demam akan semakin kecil.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer merupakan suatu usaha dini untuk mencegah anak mengalami serangan kejang demam. Ini diperuntukkan kepada golongan anak yang telah memiliki faktor risiko. Diharapkan orang tua atau anggota keluarga terdekat memiliki kemampuan untuk mencegah terjadinya serangan akut kejang demam.
Usaha pencegahan ini dilaksanakan saat anak sedang mengalami demam. Kita ketahui bersama bahwa demam adalah faktor yang mencetuskan timbulnya kejang. Menurunkan suhu tubuh adalah prioritas utama dalam tahapan pencegahan ini. Hal-hal yang dapat dilakukan dapat berupa kompres dengan menggunakan air hangat dan pemberian obat anti demam (anti piretik).
Ini adalah tahapan yang dilaksanakan saat anak telah mengalami kejang demam. Hal-hal yang dilaksanakan dalam penatalaksanaan dan penanganan penyakit kejang demam pada anak, antara lain:
A. Pengobatan Pada Fase Akut
Prioritas utama saat menghadapi anak yang sedang dalam serangan kejang adalah mempertahankan tetap terbukanya jalan nafas. Posisi kan anak dengan posisi yang miring guna mencegah terjadinya aspirasi. Longgarkan pakaian agar tidak menganggu pergerakan sang anak.
Penghisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan secara teratur. Ini juga merupakan bagian dari menjaga kelangsungan jalan dan aliran nafas. Intubasi dapat dilakukan bila diperlukan.
Prioritas selanjutnya dalam tahapan ini adalah pengobatan untuk menghentikan kejang demam pada anak. Proses penghentian serangan kejang dilakukan dengan pemberian obat dan preparat anti kejang. Obat yang umum diberikan adalah diazepam yang dapat diberikan secara rektal ataupun intravena.
B. Mencari dan Mengatasi Penyebab
Telah kita ketahui bahwa demam menjadi faktor risiko munculan serangan kejang demam akut pada anak. Demam ini biasanya merupakan gejala dari infeksi saluran pernafasan, telinga (terutama telinga tengah), bronkitis atau bronkopneumonia, infeksi saluran kencing, dan infeksi lainnya. Oleh karena itu, mengatasi penyakit infeksi yang mendasarinya dengan penggunaan antibiotik yang tepat maka akan mengurangi risiko munculan serangan kejang akut.
Selain karena demam, ternyata ada juga infeksi lainnya yang dapat menimbulkan serangan kejang akut. Anak dapat terkena serangan kejang dalam kondisi suhu tubuh yang tinggi, akan tetapi tidak berhubungan dengan demam yang dialami saat infeksi. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis (radang jaringan otak). Untuk membedakan hal ini diperlukan pemeriksaan cairan serebrospinal melalui tindakan lumbal pungsi.
Pemeriksan penunjang lainnya dapat juga dilaksanakan untuk menentukan penyebab dari kejang. Pemeriksan darah rutin untuk melihat profil darah dan kemungkinan adanya infeksi, pemeriksaan kadar gula untuk mengevaluasi kadar glukosa darah, pemeriksaan elektrolit untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan elektrolit, pemeriksaan EEG untuk mengetahui apakah ada atau tidak risiko mengalami penyakit epilepsi.
C. Pengobatan Profilaksis Pada Kejang Demam yang Berulang
Pengobatan profilaksis ini dilaksanakan untuk mengurangi kekhawatiran pada keluarga akan timbulnya serangan kejang dan mencegah timbulnya komplikasi yang serius dan menetap. Ada 2 cara untuk melakukan profilaksis ini, antara lain:
C.1 Profilaksis Kejang Demam Anak Bersifat Intermiten Sewaktu Demam
Penngobatan yang bersifat intermiten ini dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan kejang akut saat anak mengalami demam. Pemberian obat anti kejang dilakukan sewaktu anak mengalami demam (atau saat suhu rektal lebih dari 38 derajat celsius). Obat yang biasanya diberikan adalah diazepam, klonazepam, ataupun kloralhidrat supositoria.
C.2 Profilaksis Kejang Demam Anak Bersifat Kontinu Dengan Obat Anti Kejang Tiap Harinya
Adapun indikasi pemberian profilaksis yang bersifat kontinu ini adalah:
Pemberian anti kejang yang sifatnya terus-menerus (kontinu) dilaksanakan selama 1 hingga 2 tahun terhitung setelah serangan kejang yang terakhir. Penghentian obat dilakukan dengan cara yang bertahap selama 1 hingga 2 bulan. Pemberian profilaksis yang melebihi 2 tahun hanya untuk kejang demam yang berderajat berat, akan tetapi hal ini tidak mencegah munculnya penyakit epilepsi di kemudian hari. Obat yang biasanya diberikan adalah asam valproat dan fenobarbital.
4. Pencegahan Tersier
Tahapan ini memiliki tujuan untuk mencegah adanya kecacatan, kematian, dan upaya-upaya rehabilitasi. Penderita kejang demam juga memiliki risiko kematian, akan tetapi sangat-sangat kecil. Penatalaksanaan dan penanganan kejang demam pada anak yang tepat dan cepat akan mengurangi risiko timbulnya kecacatan dan kematian.
Baca lebih lanjut di sini:
👉 Apakah kejang demam bisa menyebabkan kematian ?
Nah, demikian artikel dan penjelasan tentang cara mencegah kejang demam pada anak. Mudah-mudahan keluarga sebagai orang terdekat kepada anak dapat memahami cara-cara untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit kejang demam ini. Untuk tenaga kesehatan juga, semoga semakin terampil dalam hal skill dan kelimuan tentang penyakit ini. Semoga bermanfaat.
Usaha pencegahan ini dilaksanakan saat anak sedang mengalami demam. Kita ketahui bersama bahwa demam adalah faktor yang mencetuskan timbulnya kejang. Menurunkan suhu tubuh adalah prioritas utama dalam tahapan pencegahan ini. Hal-hal yang dapat dilakukan dapat berupa kompres dengan menggunakan air hangat dan pemberian obat anti demam (anti piretik).
Tahapan Pencegahan Kejang Demam Pada Anak Selanjutnya
3. Pencegahan SekunderIni adalah tahapan yang dilaksanakan saat anak telah mengalami kejang demam. Hal-hal yang dilaksanakan dalam penatalaksanaan dan penanganan penyakit kejang demam pada anak, antara lain:
A. Pengobatan Pada Fase Akut
Prioritas utama saat menghadapi anak yang sedang dalam serangan kejang adalah mempertahankan tetap terbukanya jalan nafas. Posisi kan anak dengan posisi yang miring guna mencegah terjadinya aspirasi. Longgarkan pakaian agar tidak menganggu pergerakan sang anak.
Penghisapan lendir dan pemberian oksigen harus dilakukan secara teratur. Ini juga merupakan bagian dari menjaga kelangsungan jalan dan aliran nafas. Intubasi dapat dilakukan bila diperlukan.
Prioritas selanjutnya dalam tahapan ini adalah pengobatan untuk menghentikan kejang demam pada anak. Proses penghentian serangan kejang dilakukan dengan pemberian obat dan preparat anti kejang. Obat yang umum diberikan adalah diazepam yang dapat diberikan secara rektal ataupun intravena.
B. Mencari dan Mengatasi Penyebab
Telah kita ketahui bahwa demam menjadi faktor risiko munculan serangan kejang demam akut pada anak. Demam ini biasanya merupakan gejala dari infeksi saluran pernafasan, telinga (terutama telinga tengah), bronkitis atau bronkopneumonia, infeksi saluran kencing, dan infeksi lainnya. Oleh karena itu, mengatasi penyakit infeksi yang mendasarinya dengan penggunaan antibiotik yang tepat maka akan mengurangi risiko munculan serangan kejang akut.
Selain karena demam, ternyata ada juga infeksi lainnya yang dapat menimbulkan serangan kejang akut. Anak dapat terkena serangan kejang dalam kondisi suhu tubuh yang tinggi, akan tetapi tidak berhubungan dengan demam yang dialami saat infeksi. Beberapa penyakit tersebut diantaranya adalah penyakit meningitis (radang selaput otak) dan ensefalitis (radang jaringan otak). Untuk membedakan hal ini diperlukan pemeriksaan cairan serebrospinal melalui tindakan lumbal pungsi.
Pemeriksan penunjang lainnya dapat juga dilaksanakan untuk menentukan penyebab dari kejang. Pemeriksan darah rutin untuk melihat profil darah dan kemungkinan adanya infeksi, pemeriksaan kadar gula untuk mengevaluasi kadar glukosa darah, pemeriksaan elektrolit untuk mengetahui adanya ketidakseimbangan elektrolit, pemeriksaan EEG untuk mengetahui apakah ada atau tidak risiko mengalami penyakit epilepsi.
C. Pengobatan Profilaksis Pada Kejang Demam yang Berulang
Pengobatan profilaksis ini dilaksanakan untuk mengurangi kekhawatiran pada keluarga akan timbulnya serangan kejang dan mencegah timbulnya komplikasi yang serius dan menetap. Ada 2 cara untuk melakukan profilaksis ini, antara lain:
C.1 Profilaksis Kejang Demam Anak Bersifat Intermiten Sewaktu Demam
Penngobatan yang bersifat intermiten ini dilakukan untuk mencegah timbulnya serangan kejang akut saat anak mengalami demam. Pemberian obat anti kejang dilakukan sewaktu anak mengalami demam (atau saat suhu rektal lebih dari 38 derajat celsius). Obat yang biasanya diberikan adalah diazepam, klonazepam, ataupun kloralhidrat supositoria.
C.2 Profilaksis Kejang Demam Anak Bersifat Kontinu Dengan Obat Anti Kejang Tiap Harinya
Adapun indikasi pemberian profilaksis yang bersifat kontinu ini adalah:
- Sebelum mendapatkan kejang demam yang pertama telah juga ada abnormalitas dan gangguan pada perkembangan neurologik.
- Adaanya riwayat kejang yang tanpa didahului demam ataupun yang bersifat genetik pada orang tua dan/ atau saudara kandung.
- Kejang demam yang berdurasi lebih dari 15 menit, bersifat fokal, dan atau diikuti dengan kelainan neurologis yang bersifat sementara ataupun menetap.
- Kejang demam yang dialami oleh bayi berusia kurang dari 1 tahun atau terjadi kejang yang multipel dalam satu episode demam.
Pemberian anti kejang yang sifatnya terus-menerus (kontinu) dilaksanakan selama 1 hingga 2 tahun terhitung setelah serangan kejang yang terakhir. Penghentian obat dilakukan dengan cara yang bertahap selama 1 hingga 2 bulan. Pemberian profilaksis yang melebihi 2 tahun hanya untuk kejang demam yang berderajat berat, akan tetapi hal ini tidak mencegah munculnya penyakit epilepsi di kemudian hari. Obat yang biasanya diberikan adalah asam valproat dan fenobarbital.
4. Pencegahan Tersier
Tahapan ini memiliki tujuan untuk mencegah adanya kecacatan, kematian, dan upaya-upaya rehabilitasi. Penderita kejang demam juga memiliki risiko kematian, akan tetapi sangat-sangat kecil. Penatalaksanaan dan penanganan kejang demam pada anak yang tepat dan cepat akan mengurangi risiko timbulnya kecacatan dan kematian.
Baca lebih lanjut di sini:
👉 Apakah kejang demam bisa menyebabkan kematian ?
Nah, demikian artikel dan penjelasan tentang cara mencegah kejang demam pada anak. Mudah-mudahan keluarga sebagai orang terdekat kepada anak dapat memahami cara-cara untuk melakukan pencegahan terhadap penyakit kejang demam ini. Untuk tenaga kesehatan juga, semoga semakin terampil dalam hal skill dan kelimuan tentang penyakit ini. Semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Pencegahan Kejang Demam Pada Anak"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.