Perbedaan Anemia Dan Darah Rendah Yang Sering Disamakan - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perbedaan Anemia Dan Darah Rendah Yang Sering Disamakan

Tulisan ini akan membahas tentang perbedaan anemia dan darah rendah (hipotensi) yang seringkali dianggap sama oleh orang awam. Cukup umum di masyarakat membeli obat penambah darah berisi tablet besi seperti Sangobion, dll karena mengetahui tekanan darah nya di bawah 100 mmHg. Padahal Sangobion adalah obat untuk anemia, bukan untuk hipotensi.

perbedaan anemia dan darah rendah

Perlu diketahui bahwa antara anemia dan tekanan darah rendah adalah dua kondisi medis yang sangat berbeda. Pemahaman tentang perbedaan anemia dan hipotensi sangat penting agar tidak memutuskan pengobatan sendiri ke apotik.

Poin Penting Perbedaan Anemia Dan Darah Rendah

Di bawah ini akan kami tampilkan tabel berisi perbedaan anemia dan tekanan darah rendah yang dipandang beberapa poin penting. Silahkan di simak bahasannya.


PERBEDAAN ANEMIA TEKANAN DARAH RENDAH
Definisi dan Pengertian Pengertian anemia adalah suatu keadaan medis dimana tubuh mengalami kekurangan jumlah sel darah merah yang sehat atau saat dimana sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Definsisi tekanan darah rendah adalah suatu kondisi medis dimana nilai tekanan darah di dalam pembuluh arteri mempunyai nilai yang lebih rendah dari nilai normalnya.
Penyebab Umum 1. Produksi sel darah merah yang menurun.
2. Darah hilang dalam volume yang berlebihan.
3. Sel darah merah hancur dalam jumlah yang banyak dan terlalu cepat
1. Perubahan posisi tubuh pada lansia.
2. Setelah makan pada lansia.
3. Terlalu lama berdiri.
4. Syok akibat infeksi berat, perdarahan dalam tempo yang singkat, reaksi alergi anafilaktik, penyakit jantung, dan dehidrasi.
5. Penyakit menahun, misalnya gagal jantung
Jenis 1. Anemia defisiensi Fe atau anemia akibat kurangnya zat besi di dalam tubuh.
2. Anemia yang terjadi selama masa kehamilan.
3. Anemia karena perdarahan akut atau kronis.
4. Anemia aplastik (adanya kerusakan di bagian sumsum tulang sehingga produksi sel darah merah tidak berjalan dengan baik).
5. Anemia hemolitik (terjadi kerusakan sel darah merah yang berlebihan akibat penyakit kanker darah, infeksi virus maupun bakteri, akibat penggunaan obat-obatan, atau proses autoimun).
6. Anemia karena penyakit kronis, misalnya penyakit Chron, gagal ginjal, atau HIV/ AIDS.
7. Anemia sel sabit akibat kelainan genetik pada hemoglobin.
8. Thalasemia juga akibat kelainan gen yang memberikan dampak pada proses produksi hemoglobin
1. Hipotensi ortostatik sebagai akibat dari perubahan posisi, seperti dari tidur tiba-tiba langsung berdiri. Ini biasanya dialami oleh individu yang berumur lebih dari 65 tahun.
2. Hipotensi postprandial yang terjadi setelah makan yang sering dialami oleh individu lansia, khususnya yang menderita penyakit Parkinson atau gangguan saraf otonom.
3. Hipotensi vasovagal karena terlalu lama berdiri berjam-jam.
4. Jipotensi akut karena organ tubuh tidak tercukup kebutuhan oksigen nya karena syok.5. Hipotensi kronis.
Tanda dan Gejala Gejala anemia adalah:
1. Konjungtiva (bagian dalam kelopak mata bawah) terlihat pucat. Juga dapat disertai wajah, kulit, dan/ atau kuku terlihat pucat atau kekuningan,2. Mudah merasakan lelah dan lemas,3. Pusing dan/ atau sakit kepala,4. Denyut jantung menjadi tidak teratur,5. Nafas pendek-pendek atau sesak nafas, dan/ atau6. Kedua tangan dan kaki merasakan dingin.
Gejala kurang darah adalah mulai dari pusing, pandangan ganda (kabur), keringat dingin, hingga pingsan
Pencegahan Pencegahan anemia:
1. Konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi dan sam folat, seperti daging, kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran yang berdaun hijau gelap, dan juga buah-buahan.
2. Makan makanan yang mengandung vitamin b12, misalnya susu dan produk olahannya dan kacang kedelai beserta hasil olahannya (tahu atau tempe).
3. Konsumsi makanan yang kaya akan vitamin C, contohnya buah-buahan dan sayur-sayuran.
Pencegahan darah rendah:
1. Makan makanan yang mengandung garam karena kandungan natrium atau sodiumnya dapat meningkatkan tekanan darah. Pada orang lansia sebaiknya berkonsultasi dengan dokter perihal asupan garam ini.
2. Minum air putih yang cukup untuk mencegah dehidrasi.
3. Tidak melakukan perubahan posisi tubuh secara mendadak, terutama pada lansia.
4. Tidur memakai bantal kepala sebanyak 2 atau 3 bantal terutama pada lansia agar kemungkinan terjadi hipotensi saat bangun tidur menjadi lebih kecil.
5. Jangan konsumsi alkohol.
6. Konsumsi secangkir kopi di pagi hari. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu bagi yang memiliki penyakit maag dan asam lambung serta kecanduan kafein.
7. Pakai stoking di daerah kaki untuk membantu mengurangi penumpukan darah di tungkai kaki

Nah, itu tadi ulasan tentang perbedaan anemia dan tekanan darah rendah. Jadi, jangan disamakan ya. Jangan pernah lagi membeli tablet besi untuk menaikkan tekanan darah di bawah 100 mmHg. Penentuan diagnosis anemia atau hipotensi dan pengobatannya adalah domain dokter. Semoga tulisan  informasi kesehatan ini bermanfaat.
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Perbedaan Anemia Dan Darah Rendah Yang Sering Disamakan"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>