Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Faringitis Akut - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Faringitis Akut

Kedokteran-Kesehatan: Artikel ini bertopik diagnosis dan tatalaksana terapi faringitis akut. Pembahasan pada artikel ini diperuntukkan sebagai bahan panduan dokter layanan primer. Namun, dapat juga dikonsumsi oleh tenaga medis lainnya untuk menambah infomasi kesehatan.

Penjelasan Tentang Diagnosis dan Tatalaksana Faringitis Akut

Dibawah ini akan dijelaskan secara ringkas dan lengkap tentang hal-hal yang berkaitan dengan penyakit faringitis. Penjelasan menggunakan bahasa medis.

Kode Diagnosis Pcare BPJS Kesehatan untuk Penyakit Faringitis Akut

Untuk tahu tentang kode diagnosis penyakit ini silahkan klik link di bawah ini.
👍 Kode Diagnosis BPJS untuk Penyakit Faringitis Akut

Definisi Penyakit Faringitis Akut

Faringitis ialah suatu bentuk peradangan yang terjadi pada dinding faring. Keadaan ini dapat disebakan oleh virus (prevalensi 40-60%), bakteri (prevalensi 5-40%), alergi, iritan, trauma, dan lain-lain.

Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Faringitis Akut
gambar faringitis
sumber gambar: https://en.wikipedia.org/wiki/Pharyngitis

Biasanya kelompok anak-anak dan orang dewasa menderita penyakit saluran nafas atas sebanyak 3 sampai 5 kali tiap tahunnya. Nah, faringitis akut ini termasuk di dalamnya.

Klasifikasi Penyakit Faringitis

Sebelum lebih lanjut membahas tentang faringitis akut, mari kita bahas tentang klasifikasi secara umum dari faringitis. Penyakit ini dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Faringitis Akut

Faringitis akut ini dibagi menjadi 4 bagian berdasarkan agen penyebabnya. Mereka adalah:
a. Faringitis Viral
Ini bisa diakibatkan oleh rinovirus, adenovirus, coxsachievyrus, cytomegalovirus, Epstein Barr Vyrus (EBV), vyrus influenza, dan lain sebagianya. Konjungtivitis dapat terjadi pada faringitis oleh karena adenovirus terutama pada masa anak-anak.

b. Faringitis Bakterial
Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi grup A stereptokokus beta hemolitikus. Agen ini menyebabkan penyakit faringitis akut pada orang dewasa (15%) dan pada anak (30%). Faringitis akibat infeksi bakteri ini bisa diperkirakan dengan memakai Kriteria Centor, yaitu :
Centor Criteria

  • Demam,
  • Limpafenopati pada area anterior servikal,
  • Eksudat tonsil, dan
  • Tidak ada batuk.
Bila menjumpai tiap-tiap kriteria ini maka diberi nilai skor 1.

  • Bilamana hasil skor 0-1 maka pasien tidak menderita penyakit faringitis akibat infeksi bakteri ini,
  • bilamana hasil skor 1-3 maka pasien mempunyai kemungkinan 40% terinfeksi bakteri ini,
  • dan bilamana jumlah skor 4 pasien mempunyai kemungkinan 50% terinfeksi oleh bakteri ini.

c. Faringitis Fungal
Jamur kandida bisa tumbuh dan berkembang di daerah mukosa rongga mulut dan faring.

d. Faringitis Gonorea
Penyakit ini biasanya terdapat pada pasien yang melakukan hubungan orogenital dengan orang yang sudah terkena penyakit gonore.

2. Faringitis Kronik

Penyakit faringitis kronis dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Faringitis Kronik Hiperplastik
Pada jenis ini akan terjadi perubahan pada lapisan mukosa dinding posterior bagian faring.

b. Faringitis Kronik Atrofi
Faringitis jenis ini seringkali muncul bersamaan dengan penyakit rhinitis atrofi. Pada rhinitis yang atrofi, suhu dan kelembapan pada udara pernafasan tidak diatur. Hal ini akan menimbulkan rangsangan serta infeksi pada bagian faring.

Diagnosis Klinis Pada Penyakit Faringitis Akut

Diagnosis klinis untuk penyakit faringitis akut ini diambil dari data-data anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang juga dapat dilakukan untuk mengonfirmasi diagnosis dan menemukan penyebabnya. Sangat penting untuk mengetahui agen penyebab penyakit faringitis akut karena penting dalam perencanaan pengobatan.

Anamnesis Pada Penyakit Faringitis Akut

Pasien umumnya datang dengan keluhan dan gejala-gejala di bawah ini, yaitu:
  • Nyeri di bagian tenggorokan; khususnya pada saat menelan,
  • Demam,
  • Sekret keluar dari hidung,
  • Batuk atau tanpa batuk,
  • Nyeri pada bagian kepala,
  • Mual dan/ atau muntah,
  • Pegal-pegal pada sendi dan otot serta seluruh bagian tubuh terasa lemah, dan/ atau
  • Nafsu makan berkurang.

Gejala Faringitis Berdasarkan Jenis

Gejala-gejala khas dari faringitis dapat ditentukan berdasarkan agen penyebabnya. Penting bagi dokter layanan primer untuk mengenal gejala patognomis berikut untuk menentukan rencana pengobatan; apakah membutuhkan pemeriksaan penunjang atau langsung pada pengobatan.

Berikut gejala dan tanda khasnya, yaitu:
1. Faringitis viral
Penyakit ini umumnya disebabkan oleh Rhinovirus. Ini dimulai dengan timbulnya gejala rhinitis dan dalam waktu beberapa hari kemudia timbul gejala faringitis. Gejala lainnya dapat berupa demam disertai rinorea dan/ atau mual.

2. Faringitis bakterial
Gejala yang dirasakan berupa nyeri kepala yang hebat, mual atau muntah. Terkadang disertai dengan demam tinggi. Batuk dapat muncul dapat tidak. Pembesaran KGB cukup sering terjadi pada jenis ini.

3. Faringitis fungal
Gejala yang dominan dirasakan adalah nyeri pada tenggorokan, terutama pada saat menelan makanan atau meneguk minuman.

4. Faringitis kronik hiperplastik
Pada mulanya tenggorokan terasa kering dan gatal. Lama kelamaan muncul batuk yang disertai dengan dahak.

5. Faringitis kronik atrofi
Umumnya tenggorokan dirasakan tebal. Radang ini menghasilkan mulut yang berbau.

6. Faringitis tuberkulosis
Dirasakan nyeri yang hebat pada daerah faring. Penyakit tidak kunjung berkurang dengan pemberian antibiotik bakteri yang non spesifik.

7. Faringitis gonorea atau luetika
Gejala yang timbul seperti faringitis umumnya, tetapi penyakit ini disertai adanya riwayat hubungan sek sual secara oral.

Faktor Risiko Pada Penyakit Faringitis Akut

Beberapa hal di bawah ini merupakan faktor-faktor yang membuat individu rentan terjangkit faringitis akut, yaitu:
  • Usia 3 hingga 14 tahun. Biasanya penyakit ini sering dialami anak dan remaja berusia 3 hingga 14 tahun.
  • Daya tahan tubuh (imunitas) yang menurun.
  • Makan makanan yang dapat mengiritasi bagian faring.
  • Gizi kurang atau bahkan gizi buruk
  • Iritasi kronik karena kebiasaan rokok, minuman beralkohol, makanan atau inhalasi uap yang bersifat iritan pada mukosa faring, sering mengalami refluks asam lambung.
  • Terpapar udara yang dingin.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana Pada Penyakit Faringitis Akut

Pemeriksaan fisik dan penunjang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis dari penyakit. Pada faringitis, pemeriksaan ini sekaligus dapat menentukan agen penyebab dari penyakit.

Pemeriksaan Fisik
Beberapa hal yang dapat ditemukan berkaitan dengan penyakit ini adalah:
1. Faringitis viral
Pada pemeriksaan fisikal terlihat faring dan tonsil hiperemis, adanya eksudat (virus influenza, coxsachievirus, cytomegalovirus tidak menghasilkan eksudat). Pada coxsachievirus bisa muncul lesi vesikular di orofaring dan lesi di kulit berupa rash berbentuk maculopapular rash.

2. Faringitis bakterial
Pada pemeriksaan fisik terlihat tonsil membesar. Kondisi faring dan tonsil hiperemis dan adanya eksudat di bagian permukaannya. Selang beberapa hari muncul bercak petechiae pada bagian palatum dan faring. Kadang dapat dijumpai kelenjar limfa leher anterior yang membesar, kenyal dan nyeri pada saat penekanan.

3. Faringitis fungal
Pada pemeriksaan fisik terlihat adanya plak putih di orofaring dan bagian pangkal lidah. Sementara itu, bagian mukosa faring lainnya tampak hiperemis.

4. Faringitis kronik hiperplastik.
Pada pemeriksaan fisik terlihat terlihat terjadinya hiperplasia kelenjar limfa di bawah mukosa faring dan lateral band. Mukosa dinding posterior tampak tidak rata dan bergranular (disebut dengan cobble stone).

5. Faringitis kronik atrofi
Pada pemeriksaan fisik terlihat mukosa faring diselaputi oleh lendir yang kental. Bilamana diangkat akan terlihat mukosa kering.

6. Faringitis tuberkulosis
Pada pemeriksaan fisik terlihat granuloma perkejuan pada bagian mukosa faring serta laring.

7. Faringitis luetika
Hasil pemeriksaan bergantung pada stadium penyakit:
a. Stadium primer
Terdapat bercak keputihan pada lidah, palatum mole, tonsil, dan dinding bagian posterior dari faring. Bilamana infeksi berlanjut maka akan muncul ulkus pada area faring sebagaimana ulkus pada genitalia yaitu tidak nyeri. Pembesaran kelenjar getah bening dari kelenjar mandibula juga mungkin bisa diraba.

b. Stadium sekunder
Stadium ini biasanya jarang kasusnya. Tampak eritema di dinding faring yang merambat ke arah area laring.

c. Stadium tersier
Adanya guma yang sering muncul pada daerah tonsil dan palatum.

Pemeriksaan Penunjang
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berkaitan dengan penyakit ini adalah:

  1. Pemeriksaan darah lengkap.
  2. Pewarnaan gram pada pemeriksaan mikroskopik.
  3. Pemeriksaan menggunakan mikroskop pada pada hasil swab mukosa faring dengan pewarnaan KOH bilamana dicurigai adanya infeksi jamur.

Komplikasi Penyakit Faringitis Akut

Beberapa penyakit di bawah ini dapat berasal dari faringitis akut yang tidak tertangani dengan baik, yaitu:

  • Faringitis kronis
  • Tonsilitis,
  • Abses peritonsilar,
  • Abses retrofaringeal,
  • Gangguan fungsi tuba Eustachius,
  • Otitis media akut,
  • Sinusitis,
  • Laringitis,
  • Epiglotitis,
  • Meningitis,
  • Glomerulonefritis akut,
  • Demam rematik akut, dan/ atau
  • Septikemia.

Tatalaksana dan Terapi Pada Penyakit Faringitis Akut

Penatalaksanaan penyakit faringitis ini dapat berupa, yaitu:

  1. Istirahat secukupnya
  2. Minum air putih secukupnya
  3. Rutinkan berkumur menggunakan air hangat atau obat kumur antiseptik. Hal ini dilakukan untuk menjaga higienitas mulut.
  4. Pada faringitis fungal dapat diberikan anti fungal Nistatin 100.000-400.000 IU, sebanyak 2 x/hari.
  5. Untuk faringitis kronik hiperplastik dapat dilakukan terapi lokal yaitu prosedur kaustik faring dengan menggunakan zat kimia larutan Nitras Argentin 25%.
  6. Pada infeksi oleh virus, bisa diberikan anti virus Isoprinosine menggunakan dosis 60-100 mg/ kgBB dibagi dalam 4-6 x/ hari pada orang dewasa. Sementara itu pada anak kurang dari 5 tahun diberi dosis isoprinosine 50 mg/ kgBB dibagi dalam 4-6 x/ hari.
  7. Pada faringitis oleh karena bakteri khususnya Streptococcus group A,  bisa diberikan antibiotik Amoksisilin 50 mg/ kgBB dosis dibagi 3 x/ hari selama 10 hari dan pada dewasa 3x500 mg selama 6-10 hari, atau Eritromisin 4x500 mg/ hari.
  8. Pada faringitis akibat gonorea, bisa diberi terapi Sefalosporin generasi ke-3, seperti Seftriakson 2 gr IV/ IM single dose.
  9. Pada faringitis kronik hiperplastik, penyakit hidung dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi pengobatan ditujukan pada rhinitis atrofi. Sedangkan, pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan kaustik 1 x/ hari selama 3-5 hari.
  10. Jika diperlukan dapat diberikan obat batuk antitusif atau ekspektoran.
  11. Analgetik-antipiretik
  12. Selain antibiotik, Kortikosteroid juga diberikan untuk menekan reaksi inflamasi sehingga mempercepat perbaikan klinis. Steroid yang diberikan dapat berupa Deksametason 3 x 0,5 mg pada dewasa selama 3 hari dan pada anak-anak 0,01 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 x/hari selama 3 hari. 

Konseling dan Edukasi

Beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam rangka konseling dan melakukan edukasi terhadap pasien dan keluarganya, yaitu:
Memberitahu pasien dan keluarga untuk:
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi dan olahraga teratur.
2. Berhenti merokok bagi anggota keluarga yang merokok.
3. Menghindari makan makanan yang dapat mengiritasi tenggorok.
4. Selalu menjaga higiene mulut dan tangan

Referensi:
1. Adam, G.L. Boies, L.R. Higler. Boies.Buku Ajar Penyakit THT. Ed. ke-6. Jakarta: EGC. 1997.(Adam dan Boies, 1997)
2. Lee, K. Essential Otolaryngology, Head and Neck Surgery. Ed. Ke-8. McGraw-Hill. 2003.(Lee, 2003)
3. Rusmarjono. Soepardi, E.A.Faringitis, Tonsilitis, dan Hipertrofi Adenoid dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, KepaladanLeher. Ed. ke-6.Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007(Hafil, et al., 2007)

Post a Comment for "Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Faringitis Akut"