Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Penyakit Influenza - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Penyakit Influenza

Artikel ini berjudul diagnosis dan tatalaksana terapi penyakit influenza. Dibuat untuk panduan dokter layanan primer untuk kasus-kasus penyakit influenza di puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat satu lainnya. Namun, bagi tenaga kesehatan dan masyarakat awam lainnya dapat juga membacanya sebagai bahan referensi ilmu pengetahuan. Artikel ini kami kutip dari panduan dokter layanan primer IDI.

Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Penyakit Influenza
ilustrasi virus

Masalah Kesehatan Terkait Influenza
Influenza, atau lebih sering dikenal dengan flu merupakan suatu penyakit menular yang diakibatkan oleh virus jenis RNA yaitu virus influenza A, B, dan yang lebih jarang C. Virus influenza ini secara terus-menerus mengalami perubahan (mutasi), oleh karena itu dalam suatu waktu dapat mengakibatkan suatu wabah (pandemik) yang parah. Virus ini menyerang saluran napas bagian atas dan paru-paru.

Review Singkat Tentang Penyakit Influenza

Di bawah ini akan di review tentang penyakit ini terkait gejala dan tanda, faktor risiko, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang, cara menegakkan diagnosis, tatalaksana dan terapi, edukasi, dan pencegahannya.

Kode Diagnosis Penyakit Influenza untuk BPJS Kesehatan

Di sini kami juga melampirkan kode diagnosis ICD 10 untuk penyakit influenza untuk memudahkan entri data. Bagi yang belum mengetahui kodenya silahkan kunjungi di Kode ICD 10 Penyakit Influenza

Gejala dan Tanda Penyakit Influenza dari Hasil Anamnesis

Keluhan
Keluhan yang sering timbul ialah demam (febris), bersin-bersin, batuk, nyeri pada tenggorokan, hidung meler (pilek), nyeri pada sendi dan otot, nyeri pada kepala, lemah.

Faktor Risiko Influenza

Beberapa faktor yang dianggap dapat menimbulkan penyakit ini, yaitu:
1. Daya tahan tubuh menurun
2. Kepadatan hunian dan kepadatan penduduk yang tinggi
3. Perubahan musim dan atau cuaca
4. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
5. Usia yang sudah lanjut

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana dari Influenza

Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda patognomonis yang didapat dari pemeriksaan fisik, yaitu:
1. Demam (febris)
2. Rinore
3. Edema pada mukosa hidung edema

Pemeriksaan penunjang
Pada kebanyakan kasus tidak diperlukan pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosis ataupun evaluasi pengobatan

Penegakan Diagnosis Penyakit Influenza di Puskesmas

Diagnosis Klinis
Untuk menegakkan diagnosis influenza memerlukan ketelitian analisis. Hal ini dikarenakan gejala dan tanda yang muncul hampir sama dengan beberapa penyakit saluran nafas lainnya.
Diagnosis influenza bisa ditegakkan berdasarkan 4 kriteria berikut:
1. penyakit terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung akut
2. demam
3. Adanya gejala pada saluran pernapasan seperti batuk, tidak ada lokasi yang khusus dari keluhan yang timbul
4. Terdapat penyakit yang sejenis di sekitar tempat tinggal penderita.

Bilamana ditemukan kasus influenza di lingkungan masyarakat, maka semua pasien dengan keluhan influenza sebaiknya didiagnosis secara klinis. Pasien diberi saran agar kembali untuk tindak lanjut bilamana keluhan yang dirasakan bertambah buruk atau tidak adanya perbaikan kurun waktu 72 jam.

Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang menunjukkan gejala dan tanda yang hampir sama dengan penyakit ini adalah penyakit saluran nafas lainnya, yaitu faringitis, tonsilitis, dan laringitis

Komplikasi yang Mungkin Timbul Pada Influenza

Penanganan yang tidak tepat dapat menimbulkan infeksi sekunder oleh bakteri. Keadaan ini dapat mencetuskan penyakit pneumonia

Tatalaksana dan Terapi Pada Penyakit Influenza

Penatalaksanaan Umum Influenza

1. Penatalaksanaan penyakit ini umumnya tanpa obat (atau disebut jugan dengan self-limited disease). Hal yang harus dilakukan ialah meningkatkan daya tahan tubuh dan mengurangi gejala yang timbul. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi gejala influenza yaitu beristirahat dan mengurangi porsi kegiatan, menghindari aktivias fisik berlebihan, menaikkan gizi makanan dengan makanan yang memiliki kalori dan protein yang tinggi, serta mengkonsumsi buah dan sayuran yang kaya akan vitamin dan mineral.

2. Terapi simptomatik per oral
a. Antipiretik
Pada orang dewasa dapat diberikan parasetamol 3-4 x 500 mg/hari dan pada anak-anak dapat diberikan dengan dosis 3-4 x 10-15 mg/ kgBB. Dapat juga diberikan ibuprofen 3-4 x 200-400 mg/hari atau pada anak-anak diberikan dengan dosis 3-4 x 5-10 mg/ kgBB.

b. Dekongestan
Pemberian dekongestan dapat diberikan pada penderita untuk melegakan hidung yang tersumbat. Obat Pseudoefedrin dapat diberikan dengan dosis 60 mg setiap 4-6 jam.

c. Antihistamin
Pemberian antihistamin juga dapat diberikan untuk mengurangi reaksi alergi karena penyakit. Obat-obat yang dapat diberikan seperti klorfeniramin 4-6 mg sebanyak 3-4 kali/hari, atau difenhidramin, 25-50 mg setiap 4-6 jam, atau loratadin atau cetirizine 10 mg dosis tunggal (pada anak loratadin 0,5 mg/ kgBB dan setirizin 0,3 mg/ kgBB).

d. Penggunaan antitusif atau ekspektoran dapat dipertimbangkan bilamana pasien juga mengalami batuk.

Konseling dan Edukasi Pada Influenza

Edukasi
a. Edukasi utamanya diperuntukkan bagi individu dan lingkungannya. Penyebaran penyakit ini melalui udara, oleh karena itu lingkungan rumah sebaiknya memenuhi persyaratan rumah sehat khususnya ukuran jendela untuk pencahayaan dan ventilasi serta kepadatan hunian. Dalam pencegahan penyebaran terhadap orang-orang terdekat sebaiknya diberikan juga edukasi untuk memutuskan mata rantai penularan seperti penggunaan masker dan cara etika batuk.

b. Edukasi kepada keluarga dan famili terdekat juga diperlukan. Edukasi yang dapat dilakukan yaitu edukasi tentang peningkatan higiene dan sanitasi lingkungan.

Pencegahan Penyakit Influenza

a. Imunisasi virus influenza, terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi.
b. Mewaspadai pasien yang baru kembali dari daerah terjangkit epidemi influenza

Prognosis
Biasanya penyakit ini memiliki prognosis bonam.

Referensi
1. Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L.et al. Harrisson’s: Principle of Internal Medicine. 17thed. New York: McGraw-Hill Companies. 2009. p: 1006 - 1020.
2. WHO. Pedoman Interim WHO. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Atas yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. 2007.

Post a Comment for "Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Penyakit Influenza"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>