Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Morbili atau Campak di Puskesmas - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Morbili atau Campak di Puskesmas

Artikel kali ini akan membahas tentang diagnosis dan penatalaksanaan penyakit morbili atau campak di puskesmas atau fasilitas kesehatan tingkat satu lainnya. Artikel ditujukan untuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya, meskipun begitu dapat juga dibaca oleh masyarakat umum. Penyakit ini adalah kompetensi tingkat 4A, jadi seorang dokter layanan primer harus mampu untuk mengatasinya.

Masalah Kesehatan
Morbili merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus Measles. Penyakit ini dikenal juga dengan nama rubeola atau campak. Penyakit ini sangat mudah menginfeksi dengan penularannya lewat udara melalui pernafasan, bersin, atau batuk. Komplikasi pada bayi dan balita dapat menjadi fatal yaitu dapat berupa pneumonia dan ensefalitis yang dapat menyebabkan kematian.

Salah satu langkah dalam mengontrol mortalitas atau morbiditas penyakit adalah dengan jalan vaksinasi. Namun, sangat disayangkan bersandar atas data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2007, ternyata cakupan imunisasi penyakit campak pada anak umur di bawah 6 tahun di Indonesia masih rendah (72,8%) bila dibandingkan dengan negara tetangga di Asia Tenggara yang telah mencakup 84%. Insiden terjadinya penyakit campak di Indonesia merupakan tertinggi ketiga di Asia tenggara pada tahun 2010. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menkonfirmasi adanya 6300 kasus morbili yang terjadi di Indonesia selama tahun 2013.

Mengingat hal di atas, morbili dapat menjadi masalah kesehatan yang penting di Indonesia. Peran dokter layanan primer sangat penting sebagai ujung tombak untuk mencegah, menegakkan diagnosis, melakukan tatalaksana sehingga angka mortalitas dan morbiditas dapat ditekan.

Review Singkat Diagnosis dan Tatalaksana Penyakit Campak atau Morbili di Puskesmas

Di bawah ini akan kami review secara singkat tentang penyakit morbili ini. Mudah-mudahan para dokter layanan primer ataupun tenaga kesehatan lainnya dapat mengambil manfaat dari review ini.

Anamnesis Gejala dan Tanda Penyakit Morbili atau Campak

Berikut adalah hasil anamnesis yang mungkin di dapat dari pasien yang menderita penyakit morbili. Dari hal ini kita dapat mengenal gejala dan tanda-tanda penyakit ini.
  1. Pasien biasanya mengalami gejala prodromal yang dapat berupa demam, malaise, gejala gangguan organ respirasi atas (batuk ataupun pilek), dan konjungtivitis.
  2. Pada demam hari yang keempat, umumnya timbul lesi makula dan papula yang eritem. Lesi ini biasanya dimulai pada kepala yaitu area perbatasan dahi dan rambut, area di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal ke bagian bawah hingga wajah, badan, ekstremitas.
  3. Penyakit ini memiliki masa inkubasi 10-15 hari. Gejala prodromal muncul biasanya setelah 10 hingga 15 hari dari infeksi aawal.
  4. Biasanya anak yang mendapatkan penyakit ini memiliki riwayat belum mendapat imunisasi campak.

Pemeriksaan Pada Penyakit Morbili di Faskes Primer

Pemeriksaan Fisik
Pada Pemeriksaan fisik yang dilakukan akan didapatkan data-data sebagai berikut:
  1. Demam, konjungtivitis, adanya limfadenopati general.
  2. Pada daerah orofaring ditemukan tanda khas berupa koplik spot sebelum munculnya lesi eksantem.
  3. Gejala eksantem ini berupa lesi makula dan papula yang eritem, dimulai pada bagian kepala tepatnya pada area perbatasan dahi dengan rambut, daerah di belakang telinga, dan menyebar secara sentrifugal dan ke bawah hingga muka, badan, ekstremitas, dan mencapai kaki.
  4. Pada hari ketiga, lesi ini akan menghilang secara perlahan-lahan dengan urutan sebagaimana urutan muncul, dengan warna sisa coklat kekuningan atau deskuamasi ringan. Eksantem akan hilang dalam 4-6 hari.
Pemeriksaan Penunjang
Biasanya jenis pemeriksaan ini tidak diperlukan. Namun bila dilakukan maka pada pemeriksaan sitologi akan ditemukan sel datia berinti banyak pada sekret. Konfirmasi diagnosis pada kasus tertentu dapat dilakukan dengan melakukan pemeriksaan serologi IgM anti-Rubella.

Penegakan Diagnosis Penyakit Morbili atau Campak di Puskesmas

Diagnosis Kerja 
Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan menggunakan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Seperti yang dijelaskan di atas, pemeriksaan penunjang sebenarnya tidak diperlukan. Namun, pada kasus tertentu dapat menggunakan pemeriksaan penunjang untuk mengkonfirmasi diagnosis.

Diagnosis banding
Beberapa penyakit atau kondisi medis yang menyerupai penyakit morbili ini antara lain:
a. Erupsi obat,
b. Eksantem yang disebabkan oleh virus yang lain (rubella, eksantem subitum),
c. Scarlet fever,
d. Mononukleosis infeksiosa, atau
e. Infeksi Mycoplasma pneumoniae.



Kode Diagnosis ICD 10 Penyakit Campak atau Morbili untuk Entri BPJS

Bila Anda membutuhkan kode diagnosis berdasarkan ICD 10 maka Anda dapat melihat di tautan ini: kode diagnosis penyakit campak. Semoga bermanfaat.

Komplikasi Penyakit Campak yang Dapat Terjadi

Komplikasi lebih sering terjadi pada kelompok anak dengan gizi buruk, anak yang belum mendapat imunisasi, dan anak dengan keadaan defisiensi imun dan penyakit leukimia. Komplikasi dapat berupa penyakit pneumonia, otitis media, ensefalitis, dan atau trombositopenia. Bagi anak yang menderita HIV dan tidak mendapat imunisasi, pneumonia yang berat dapat terjadi walaupun tanpa didahului oleh lesi kulit.

Penatalaksanaan Paripurna Penyakit Morbili Campak di Puskesmas

Penatalaksanaan
  1. Pemberian terapi suportif. Terapi berupa penjagaan keseimbangan cairan tubuh dengan mengganti cairan yang hilang dari diare atau muntah. Pemberian cairan melalui infus harus tetap dalam pantauan.
  2. Pemberian terapi simtomatis. Pemberian obat-obatan yang disesuaikan dengan gejala yang dirasakan pasien seperti pemberian antipiretik bila demam, pemberian antibiotik bila terjadi infeksi sekunder.
  3. Pemberian suplemen vitamin A. Cara pemberian vitamin ini yaitu:
  • Bayi berusia kurang dari 6 bulan 50.000 IU/ hari secara per oral (PO) diberi dalam 2 dosis.
  • Bayi berusia 6-11 bulan 100.000 IU/ hari secara per oral (PO) diberi dalam 2 dosis.
  • Bayi berusia di atas 1 tahun 200.000 IU/ hari secara per oral (PO) diberi dalam 2 dosis.
  • Anak dengan adanya tanda-tanda defisiensi vitamin A, pada 2 dosis pertama sesuai usia, dilanjutkan dosis ketiga sesuai usia yang diberikan pada 2-4 minggu kemudian.

Konseling dan Edukasi Pada Keluarga Penderita Morbili

Edukasi pasien dan keluarga bahwa ini merupakan penyakit yang sangat menular. Namun, sebagian besar penderita yang terinfeksi dapat sembuh sendiri, sehingga pengobatan yang dilakukan umumnya hanya bersifat suportif. Edukasi juga akan pentingnya Mengontrol cairan yang hilang dari diare/ emesis bila pasien dirawat di rumah.

Edukasi pemberian vaksin juga dapat dilakukan. Bagi anggota keluarga yang rentan maka bisa diberikan vaksin campak atau human immunoglobulin sebagai langkah pencegahan. Vaksin efektif bila diberikan dalam 3 hari setelah terpapar dengan penderita. Imunoglobulin dapat diberikan pada individu dengan gangguan imun, bayi usia 6 bulan - 1 tahun, bayi usia kurang dari 6 bulan yang lahir dari ibu tanpa imunitas campak, dan wanita hamil.

Prognosis
Pada umumnya penyakit ini memiliki prognosis bonam karena merupakan jenis penyakit self-limiting disease.

Sumber Tulisan
1. Djuanda, A. Hamzah, M. Aisah, S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th Ed. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007. (Djuanda, et al., 2007)
2. James, W.D. Berger, T.G. Elston, D.M. Andrew’s Diseases of the Skin: Clinical Dermatology. 10th Ed. Saunders Elsevier. Canada. 2000. (James, et al., 2000)
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Pedoman Pelayanan Medik. 2011. (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, 2011)

Post a Comment for "Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Morbili atau Campak di Puskesmas"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>