Protap Penanganan dan Penatalaksanaan Reaksi Syok Anafilaktik atau Anafilaksis - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Protap Penanganan dan Penatalaksanaan Reaksi Syok Anafilaktik atau Anafilaksis

Artikel kali ini adalah lanjutan artikel sebelumnya tentang syok anafilaktik. Kali ini akan difokuskan dalam pembahasan prosedur penanganan dan penatalaksanaan reaksi syok anafilaktik. Dengan telah mengenal tentang syok ini termasuk faktor risiko, anamnesis, dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada penderita, tentunya penanganannya pun akan lebih baik. (Bilamana Anda belum paham tentang syok ini dapat baca di sini)

Rencana Penatalaksanaan Komprehensif Reaksi Syok Anafilaktik


Penatalaksanaan Syok Anafilaksis


a. Posisi Tredelenburg
Penderita diposisikan dengan posisi tredelenburg ini yaitu berbaring dengan kedua tungkai diangkat (diganjal dengan kursi). Hal ini akan membantu meningkatkan venous return sehingga diharapkan tekanan darah pun ikut meningkat.

b. Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen dilakukan sebanyak 3 hingga 5 liter per menit. Pemberian ini dilakukan dengan maksud menjaga asupan oksigen tubuh dan mencegah sistem sirkulasi bertambah parah. Bila diperlukan dapat dilakukan tindakan krikotiroidektomi atau trakeostomi bila dalam keadaan yang ekstrim.

c. Pemasangan infus.
Pemberian cairan plasma expander (Dextran) adalah pilihan pertama dan utama untuk mengisi volume intravaskuler secepatnya. Bilamana cairan ini tidak tersedia, cairan RL atau NaCl fisiologis dapat digunakan sebagai cairan pengganti. Pemberian cairan ini diharapkan dipertahankan minimal sampai tekanan darah penderita stabil dan optimal.

d. Adrenalin
Pemberian adrenalin 0,3 – 0,5 ml dari larutan 1 : 1000. Pemberian dilakukan secara intramuskular dan dapat diulangi dalam 5 hingga 10 menit. Biasanya dosis ulangan ini dibutuhkan dikarenakan lama kerja adrenalin cukup singkat.

Bilamana respon pemberian adrenalin secara intramuskular kurang begitu efektif, maka dapat diberikan secara intravena yaitu 0,1 - 0,2 ml adrenalin dilarutkan dalam spuit 10 mL NaCl fisiologis dan diberikan secara perlahan-lahan. Pemberian adrenalin secara subkutan dinilai kurang efektif dikarenakan efeknya lambat atau bahkan tidak memberikan efek karena adanya proses vasokontriksi kulit. Sebaiknya dihindari pemberian adrenalin secara subkutan.

e. Aminofilin
Pemberian obat aminofilin dapat dilakukan apabila bronkospasme belum juga hilang setelah pemberian adrenalin. Pemberian harus dilakukan secara hati-hati. Sebanyak 250 mg aminofilin diberikan secara intravena perlahan-lahan dalam waktu 10 menit. Bisa juga dilanjutkan lagi 250 mg melalui drip infus bilamana diperlukan.

f. Antihistamin dan kortikosteroid
Obat antihistamin dan kortikosteroid dapat diberikan sebagai terapi pilihan kedua setelah adrenalin. Biasanya kedua obat ini dirasakan kurang manfaatnya bila digunakan pada kondisi syok. Obat dapat diberikan bila ada perbaikan pada pasien guna mencegah terjadinya komplikasi berupa serum sickness atau prolonged effect. Antihistamin yang biasa dipakai adalah difenhidramin HCl 5 hingga 20 mg melalui intravena. Steroid yang biasanya digunakan adalah deksametason 5 hingga 10 mg atau dapat juga hidrokortison 100 hingga 250 mg secara intra vena.

g. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP)
Resusitasi ini dapat dilakukan bila seandainya terjadi henti jantung (cardiac arrest). Prosedur RKP harus segera dilakukan sesuai dengan falsafah CAB.

h. Algoritma Penatalaksanaan Reaksi Anafilaksis
Untuk algoritma tatalaksana syok anafilaksis dapat Anda lihat di: Algoritma Penatalaksanaan Reaksi Syok Anafilaktik

Rencana Tindak Lanjut


Tindakan ini ditujukan untuk menelusuri agen penyebab reaksi anafilaktik dan mencatatnya di rekam medis serta memberitahukan kepada pasien dan keluarganya.


Konseling dan Edukasi


Keluarga perlu diberitahukan  mengenai penyuntikan apapun bentuknya terutama obat-obat yang telah dilaporkan bersifat antigen/ alergen (serum, antibiotika penisillin, anestesi lokal, dan lainnya) harus selalu waspada untuk timbulnya reaksi anafilaktik. Penderita yang tergolong risiko tinggi (ada riwayat asma, rinitis, eksim, atau penyakit-penyakit alergi lainnya) harus lebih diwaspadai lagi. Jangan mencoba menyuntikkan obat yang sama bila sebelumnya pernah ada riwayat alergi betapapun kecilnya. Sebaiknya mengganti dengan preparat lain yang lebih aman.

Kriteria Rujukan

Kegawatan pasien ditangani, apabila dengan penanganan yang dilakukan tidak terdapat perbaikan, pasien dirujuk ke layanan sekunder.


Prognosis Reaksi Syok Anafilaktik

Prognosis suatu syok anafilaktik amat tergantung dari kecepatan diagnosa dan pengelolaannya karena itu umumnya adalah dubia ad bonam.


(download makalah utuh di: Download Gratis Makalah Reaksi Syok Anafilaktik doc dan pdf)
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Protap Penanganan dan Penatalaksanaan Reaksi Syok Anafilaktik atau Anafilaksis"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>