Hipertensi (Bagian III) - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Hipertensi (Bagian III)

Tekanan darah terutama dikontrol oleh sistem saraf simpatik (kontrol jangka pendek) dan ginjal (kontrol jangka panjang). Mekanisme yang berhubungan dengan penyebab hipertensi melibatkan perubahan – perubahan pada curah jantung dan resistensi vaskular perifer. Pada tahap awal hipertensi primer curah jantung meninggi sedangkan tahanan perifer normal. Keadaan ini disebabkan peningkatan aktivitas simpatik. Saraf simpatik mengeluarkan norepinefrin, sebuah vasokonstriktor yang mempengaruhi pembuluh arteri dan arteriol sehingga resistensi perifer meningkat.

Pada tahap selanjutnya curah jantung kembali ke normal sedangkan tahanan perifer meningkat yang disebabkan oleh refleks autoregulasi. Yang dimaksud dengan reflex autoregulasi adalah mekanisme tubuh untuk mempertahankan keadaan hemodinamik yang normal. Oleh karena curah jantung yang meningkat terjadi konstriksi sfingter pre-kapiler yang mengakibatkan penurunan curah jantung dan peninggian tahanan perifer. Pada stadium awal sebagian besar pasien hipertensi menunjukkan curah jantung yang meningkat dan kemudian diikuti dengan kenaikan tahanan perifer yang mengakibatkan kenaikan tekanan darah yang menetap.


Gejala Klinis
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala pada hipertensi esensial dan tergantung dari tinggi rendahnya tekanan darah, gejala yang timbul dapat berbeda-beda. Kadang-kadang hipertensi esensial berjalan tanpa gejala, dan baru timbul gejala setelah terjadi komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Perjalanan penyakit hipertensi sangat berlahan. Penderita hipertensi mungkin tidak menunjukkan gejala selama bertahun – tahun. Masa laten ini menyelubungi perkembangan penyakit sampai terjadi kerusakan organ yang bermakna. Terdapat gejala biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga berdengung, rasa berat di tungkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang. Apabila hipertensi tidak diketahui dan dirawat dapat mengakibatkan kematian karena payah jantung, infark miokardium, stroke atau gagal ginjal. Namun deteksi dini dan parawatan hipertensi dapat
menurunkan jumlah morbiditas dan mortalitas.

Penatalaksanaan hipertensi
a. Penatalaksanaan farmakologis
1) Diuretik. Obat golongan ini bekerja dengan mengeluarkan cairan tubuh melalui urin. Dengan begitu kerja jantung menjadi lebih ringan. Contoh diuretic adalah hidroklortiazid (HCT) dan furosemide.
2) Penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE). Obat golongan ini akan melebarkan pembuluh darah sehingga kerja jantung lebih mudah dan effisien. Contohnya adalah captopril, dan lisinopril.
3) Antagonis reseptor angiotensin II. Bekerja dengan cara yang sama dengan penghambat ACE. Contohnya, losartan dan irbesartan.
4) Beta bloker. Bekerja dengan cara mengurangi detak jantung sehingga tekanan darah menjadi turun. Contohnya propanolol.
5) Antagonis kalsium. Bekerja dengan cara mengurangi daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi jantung. Contohnya nifedipin.

b. Penatalaksanaan non farmakologis 
Penatalaksanaan non farmakologis (diet) sering sebagai pelengkap penatalaksanaan farmakologis, selain pemberian obat-obatan antihipertensi perlu terapi dietetik dan merubah gaya hidup. Tujuan dari penatalaksanaan diet:
  • Membantu menurunkan tekanan darah secara bertahap dan mempertahankan tekanan darah menuju normal.
  • Mampu menurunkan tekanan darah secara multifaktoral
  • Menurunkan faktor resiko lain seperti BB berlebih, tingginya kadar asam lemak, kolesterol dalam darah.
  • Mendukung pengobatan penyakit penyerta seperti penyakit ginjal, dan DM.

Prinsip diet penatalaksanaan hipertensi  :
  • Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
  • Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita
  • Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet
  • Konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat menggunakan garam lain diluar natrium.

Preventif
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi dapat dikurangi dengan cara :
  • Memeriksa tekanan darah secara teratur
  • Menjaga berat badan dalam rentang normal
  • Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan  berserat,rendah lemak dan mengurangi garam.
  • Hentikan kebiasaan merokok dan minuman beralkohol
  • Berolahraga secara teratur
  • Hidup secara teratur
  • Mengurangi stress dan emosi
  • Mengurangi makanan berlemak
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Hipertensi (Bagian III)"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>