Penanganan Keracunan Makanan (Botulinum, Bongkrek, Jengkol, Sianida) Pada Anak - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Penanganan Keracunan Makanan (Botulinum, Bongkrek, Jengkol, Sianida) Pada Anak

Kegawatdaruratan: penanganan keracunan makanan (botulinum, bongkrek, jengkol, sianida) pada anak. Keracunan makanan adalah kondisi atau penyakit yang dikarenakan oleh mengkonsumsi makanan-makanan yang mengandung bahan-bahan berbahaya/ toksik atau pun yang terkontaminasi. Kontaminasi ini dapat disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, parasit, jamur, toksin.

Penanganan Beberapa Kasus Keracunan Makanan Pada Anak

Keracunan Makanan Mengandung Botulinum


keracunan makanan mengandung botulinum
kuman clostridium botulinum

Botulinum adalah racun terhadap saraf. Zat ini diproduksi oleh bakteri Clostridium botulinum. Bakteri anaerob tersebut seringkali bertumbuh pada makanan atau pun bahan makanan yang diawetkan dengan proses yang kurang baik. Beberapa diantaranya adalah: bakso, sosis, ikan atau daging kalengan, sayur dan buah kalengan.

Gejala akut bisa timbul dalam 2 jam hingga 8 hari setelah menelan makanan yang  terkontaminasi. Semakin singkat waktu antara menelan makanan yang  terkontaminasi dengan munculnya gejala, maka akan semakin berat derajat keracunan yang terjadi.  Gejala awal dapat berupa suara parau, mulut kering, dan rasa tidak enak pada daerah epigastrium. Dapat pula terjadi muntah, ptosis, diplopia, disartria, kelumpuhan otot skeletal, dan yang paling berbahaya adalah kelumpuhan otot -otot pernapasan. Kesadaran tidak terganggu, fungsi sensorik dalam batas normal. Pupil dapat  lebar, tidak reaktif, atau dapat juga normal. Gejala pada bayi meliputi hipotoni, sukar minum atau makan, konstipasi, kepala sukar ditegakkan, dan refleks muntah hilang.

Penatalaksanaan meliputi dekontaminasi dengan memuntahkan isi lambung  jika korban masih sadar, dapat juga dilakukan bilas lambung. Arang aktif  dapat diberikan (jika tersedia). Jika tersedia dapat diberikan antitoksin botulinum pada keracunan simtomatik (perlu dilakukan uji alergi sebelumnya).

Keracunan Makanan Bongkrek (tempe bongkrek, asam bongkrek)

Tempe bongkrek dibuat dari ampas kelapa. Tempe bongkrek beracun adalah yang mengandung racun asam bongkrek yang dihasilkan oleh Pseudomonas cocovenenan yang tumbuh pada tempe ampas kelapa yang tidak jadi. Pada tempe yang jadi, bakteri pseudomonas ini tidak tumbuh.

Gejala keracunan bervariasi mulai dari yang sangat ringan hanya: pusing, mual, dan nyeri perut sampai berat berupa: gagal sirkulasi dan respirasi, kejang dan kematian.

Antidotum spesifik keracunan bongkrek sampai saat ini belum ada. Terapi non-spesifik ditujukan untuk menyelamatkan nyawa, mencegah absorbsi racun lebih lanjut dan mempercepat ekskresi. Atasi gangguan sirkulasi dan respirasi, beri arang aktif.

Keracunan Jengkol (asam jengkol)


keracunan asam jengkol acid
gambar buah jengkol

Jengkol adalah suatu jenis buah yang biasanya dimakan sebagai lalapan. Keracunan jengkol bisa saja terjadi. Gejala dapat muncul lima hingga dua belas jam setelah mengkonsumsi jengkol. Gejala keracunan yaitu: kolik, oliguria, atau pun anuria, hematuria, dan gagal ginjal akut. Gejala tersebut muncul sebagai akibat sumbatan pada saluran kemih oleh kristal asam jengkol.

Penatalaksanaannya bertujuan untuk mencegah terbentuknya kristal dengan memberikan natrium bikarbonat 0.5 hingga 2 gram sebanyak 4 kali perhari secara oral. Bila telah terjadi gagal ginjal akut maka penatalaksanaan sesuai dengan gagal ginjal akut. Tidak ada antidotum spesifik untuk keracunan jengkol ini.

Keracunan Makanan Mengandung Sianida (HCN)

Sianida merupakan zat kimia yang sangat toksik dan telah banyak digunakan dalam berbagai industri. Juga terdapat pada beberapa jenis umbi atau singkong. Gejala dapat berupa nyeri kepala, mual, muntah, sianosis, dispnea, delirium  dan bingung. Dapat juga segera diikuti pingsan, kejang, koma dan kolaps  kardiovaskular yang berkembang sangat cepat.

Penatalaksanaan keadaan gawat darurat lakukan pembebasan jalan  napas, berikan oksigen 100%. Berikan natrium-tiosulfat 25% IV dengan  kecepatan 2.5-5 ml/menit sampai klinis membaik. Tiosulfat relatif aman dan dapat diberikan meskipun diagnosisnya masih meragukan. Tatalaksana koma, kejang, hipotensi atau syok dengan tindakan yang sesuai. Jangan lakukan emesis karena korban dapat dengan cepat berubah menjadi tidak sadar.

sumber :
Pelayanan Kesehatan Anak di RS by WHO

Baca artikel tentang Kegawatdaruratan lainnya di blog ini.
Bagikan artikel ini kepada teman-teman Anda
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Penanganan Keracunan Makanan (Botulinum, Bongkrek, Jengkol, Sianida) Pada Anak"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>