Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Ileus Paralitik - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Ileus Paralitik

Kedokteran-Kesehatan: Artikel ini berjudul diagnosis dan tatalaksana terapi ileus paralitik dimana menitikberatkan pembahasan pada bagaimana menegakkan diagnosis klinis dan tatalaksana dari penyakit ileus paralitik. Artikel ini disusun mengacu pada buku PPK Penatalaksanaan PAPDI.

Review Diagnosis dan Tatalaksana Ileus Paralitik

Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat tentang definisi dan pengertian, cara mendiagnosis, penatalaksanaan dan terapi penyakit ileus paralitik.

Definisi Penyakit Ileus Paralitik

Apa pengertian ileus paralitik ? Ileus paralitik adalah suatu kondisi di mana usus tidak mampu atau gagal dalam melakukan kontraksi peristaltik sebagai usaha untuk menyalurkan isinya. Beberapa faktor penyebab ileus paralitik:
  • Tindakan atau prosedur operasi yang berkaitan dengan rongga perut,
  • Hematoma retroperitoneal yang berkaitan dengan adanya fraktur vertebra,
  • Pielonefritis yang berat,
  • Penyakit paru seperti pneumonia lobus bawah,
  • Adanya fraktur pada tulang rusuk,
  • Adanya infark miokard,
  • Gangguan elektrolit (defisit kalium), dan
  • Iskemik usus, baik dari oklusi vaskular atau distensi usus.

Patofisiologi Ileus Paralitik
Patofisiologis penyakit ileus ini berbeda-beda tergantung apa yang menyebabkannya. Salah satu penyebabnya sebagaimana disebutkan di atas adalah akibat tindakan operasi. Ileus paralitik yang terjadi akibat operasi mempunyai tanda-tanda adanya peningkatan inhibisi neuron, respon inflamasi, penyerapan cairan di saluran lambung dan usu, serta penurunan motilitas propulsi.

Pada umumnya patofisiologi ileus paralitik paska operasi sangat multifaktor dan belum jelas betul. Namun, hal ini dikaitkan dengan adanya perubahan refleks inhibisi spinal dan sel-sel mediasi inflamasi di saluran gastrointestinal.

Diagnosis Klinis Pada Penyakit Ileus Paralitik

Pathway ileus paralitik dalam penegakan diagnosa klinis - Diagnosis klinis dari penyakit ileus paralitik cukup ditegakkan berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan penunjang dibutuhkan untuk mengkonfirmasi diagnosis dan menemukan etiologi. Etiologi pada penyakit ileus paralitik sangat penting diketahui untuk merencanakan tata laksana yang sesuai.

Anamnesis Pada Penyakit Ileus Paralitik

Pasien ileus paralitik umumnya datang tidak dengan satu keluhan pada sistem gastrointestinal. Kebanyakan pasien ileus paralitik ini akan datang karena akibat keluhan utama yang lain. Contohnya saja pasien diare, paska operasi perut hingga infark miokard akut.

Anamenesis yang memiliki struktur dan terarah dengan baik akan sangat penting untuk menentukan jenis pemeriksaan fisik apa saja yang harus diambil oleh seorang dokter. Beberapa hasil anamnesis yang memiliki relevansi pada pasien dengan ileus paralitik diantaranya sebagai berikut:
  • Peaasaan kurang atau tidak nyaman pada perut, tanpa diserta nyeri yang bersifat kolik,
  • Muntah cukup umum terjadi, tetapi tidak profuse (proyektil), sendawa, dan susah untuk BAB,
  • Bisa disertai dengan demam,
  • Penting juga untuk mengetahui adanya riwayat kesehatan yang berhubungan, seperti: penyakit batu empedu, prosedur pembedahan pada area abdomen, trauma, diabetes, hipokalemia, pemakaian obat spasmolitik, penyakit pankreatitits akut, radang paru-paru, dan juga semua jenis infeksi pada tubuh.

Pemeriksaan Fisik Pada Penyakit Ileus Paralitik

Pemeriksaan fisik mempunyai peran penting dalam rangka penegakan diagnosis penyakit ileus paralitik. Tiga tanda penting yang perlu diingat oleh sejawat ialah: distensi abdomen, turunnya bising usus, dan perkusi abdomen terdengar timpani.
  • Keadaan umum pasien terlihat sakit ringan hingga berat, dapat juga disertai adanya penurunan kesadaran, demam, munculnya tanda-tanda dehidrasi hingga syok.
  • Adanya distensi abdomen. Perasaan tidak nyaman pada bagian perut, mengeluarkan bunyi timpani bila diperkusi, dan menurun hingga hilangnya suara bising usus,
  • Tidak ditemukan tanda-tanda reaksi peritoneum. Tidak adanya nyeri saat penekanan dan pelepasan dinding abdomen. Gambaran gejala klinis peritonitis akan muncul bila ileus paralitik yang terjadi disebabkan oleh penyakit primer peritonitis.
  • Hasil interpretasi colok dubur ditemukan rektum yang tidak kolaps dan tidak ada kontraksi.

Perbedaan Ileus Paralitik dan Ileus Obstruktif

Apa beda antara ileus paralitik dan ileus obstruktif ? Bila dalam cara penegakan diagnosis klinis ileus paralitik, tanda klinis pertama yang paling mudah didapatkan ialah distensi abdomen, maka sangat penting untuk membedakan apakah ileus yang dihadapi merupakan ileus paralitik atau obstruktif.

Tabel di bawah ini akan menjelaskan bermacam pemeriksaann fisik yang perlu diperhatikan untuk dapat  membedakan antara keduanya.

perbedaan penyakit ileus paralitik dan ileus obstruktif
perbedaan ileus paralitik dan obstruktif

Pemeriksaan Penunjang Pada Penyakit Ileus Paralitik

Pemeriksaan penunjang pada penyakit ini berguna untuk mendapatkan konfirmasi dan kepastian diagnosis serta menemukan etiologi dari ileus paralitik. Secara umum pemeriksaan penunjang ileus paralitik dikelompokkan menjadi pemeriksaan laboratorium dan radiologi:
  • Laboratorium : meliputi pemeriksaan darah lengkap, kadar gula darah, analisis gas darah, amilase-lipase, dan nilai elektrolit.
  • Radiologi : pada foto polos abdomen akan didapatkan air fluid level. Bila masih menimbulkan keraguan dapat menggunakan zat kontras.

Tatalaksana Terapi Pada Penyakit Ileus Paralitik

Setelah ditegakkan diagnosis penyakit dan etiologi pun sudah sitetapkan maka langkah selanjutnya adalah penatalaksanaan dan pemberian terapi yang tepat kepada pasien. Tatalaksana ini dikelompokkan menjadi dua, yaitu: tatalaksana non-farmakologis dan farmakologis.

1. Tatalaksana Non-farmakologis Penyakit Ileus Paralitik
  • Pasien dipuasakan. Nutrisi melalui parenteral secara total; ditunggu hingga bunyi bising usus ditemukan atau pasien dapat buang angin melalui du bur.
  • Pemasangan NGT dan juga rectal tube bila diperlukan.
  • Pemasangan kateter urin.
2. Tatalaksana Farmakologi Penyakit Ileus Paralitik
  • Pemberian infus cairan, rata-rata 2,5 sampai 3 liter / hari yang ditambahkan elektrolit.
  • Natrium parenteral yang adekuat yang disesuaikan dengan kebutuhan kalori basa ditambah kebutuhan lain.
  • Metoklopramida (gastroparesis), elsapride (paska operasi ileus paralitik), klonidin (ileus karena obat-obatan).
  • Terapi sesuai dengan etiologi yang ditemukan: pasien dirujuk sesuai etiologi penyakit yang dicurigai.

Sumber:
jurnal ileus paralitik pdf
makalah ileus paralitik pdf
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Diagnosis dan Tatalaksana Terapi Ileus Paralitik"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>