Refluks Gastroesofageal
Masalah Kesehatan
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) adalah mekanisme refluks melalui
inkompeten sfingter esofagus.
Anamnesis
Keluhan
- Rasa panas dan terbakar di retrosternal atau epigastrik dan dapat menjalar ke leher. Hal ini terjadi terutama setelah makan dengan volume besar dan berlemak. Keluhan ini diperberat dengan posisi berbaring terlentang. Keluhan ini juga dapat timbul oleh karena makanan berupa saos tomat, peppermint, coklat, kopi, dan alkohol. Keluhan sering muncul pada malam hari.
- Keluhan lain akibat refluks adalah tiba tiba ada rasa cairan asam di mulut, cegukan, mual dan muntah. Refluks ini dapat terjadi pada pria dan wanita. Sering dianggap gejala penyakit jantung.
Faktor risiko
Usia > 40 thn, obesitas, kehamilan, merokok, kopi, alkohol, coklat, makan
berlemak, beberapa obat di antaranya nitrat, teophylin dan verapamil, pakaian
yang ketat, atau pekerja yang sering mengangkat beban berat.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Penunjang Sederhana
Pemeriksaan Fisik
Tidak terdapat tanda spesifik untuk GERD. Tindakan untuk pemeriksaan
adalah dengan pengisian kuesioner GERD. Bila hasilnya positif, maka
dilakukan tes dengan pengobatan PPI (Proton Pump Inhibitor).
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan pada fasilitas layanan sekunder (rujukan) untuk endoskopi
Diagnosis
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis yang cermat. Kemudian untuk
di pelayanan primer, pasien diterapi dengan PPI test, bila memberikan respon
positif terhadap terapi, maka diagnosis definitive GERD dapat disimpulkan.
Standar baku untuk diagnosis definitif GERD adalah dengan endoskopi
saluran cerna bagian atas yaitu ditemukannya mucosal break di esophagus
namun tindakan ini hanya dapat dilakukan oleh dokter spesialis yang
memiliki kompetensi tersebut.
Diagnosis Banding
a. Angina pektoris
b. Akhalasia
c. Dispepsia
d. Ulkus peptik
e. Ulkus duodenum
f. Pankreatitis
Komplikasi
a. Esofagitis
b. Ulkus esofagus
c. Perdarahan esofagus
d. Striktur esofagus
e. Barret’s esophagus
f. Adenokarsinoma
g. Batuk dan asma
h. Inflamasi faring dan laring
i. Cairan pada sinus dan telinga tengah
j. Aspirasi paru
Penatalaksanaan Komprehensif
Penatalaksanaan
- Modifikasi gaya hidup: Mengurangi berat badan, berhenti merokok, tidak mengkonsumsi zat yang mengiritasi lambung seperti kafein, aspirin, dan alkohol. Posisi tidur sebaiknya dengan kepala yang lebih tinggi. Tidur minimal setelah 2 sampai 4 jam setelah makanan, makan dengan porsi kecil dan kurangi makanan yang berlemak.
- Terapi dengan medikamentosa dengan cara memberikan Proton Pump Inhibitor (PPI) dosis tinggi selama 7-14 hari. Bila terdapat perbaikan gejala yang signifikan (50-75%) maka diagnosis dapat ditegakkan sebagai GERD. PPI dosis tinggi berupa Omeprazole 2 x 20 mg/hari dan lansoprazole 2x 30 mg/hari.
- Setelah ditegakkan diagnosis GERD, obat dapat diteruskan sampai 4 minggu dan boleh ditambah dengan prokinetik seperti domperidon 3x10 mg.
- Pada kondisi tidak tersedianya PPI , maka penggunaan H2 Blocker 2x/hari: simetidin 400-800 mg atau Ranitidin 150 mg atau Famotidin 20 mg.
Algoritma Tatalaksana GERD |
Konseling dan Edukasi
Edukasi pasien dan keluarga mengenai GERD dan terutama dengan pemilihan
makanan untuk mengurangi makanan yang berlemak dan dapat mengiritasi
lambung (asam, pedas).
Kriteria Rujukan
a. Pengobatan empirik tidak menunjukkan hasil
b. Pengobatan empirik menunjukkan hasil namun kambuh kembali
c. Adanya alarm symptom:
- Berat badan menurun
- Hematemesis melena
- Disfagia (sulit menelan)
- Odinofagia (sakit menelan)
- Anemia
Prognosis sangat tergantung dari kondisi pasien saat datang dan
pengobatannya. Pada umumnya, prognosis bonam, namun untuk quo ad
sanationam GERD adalah dubia ad bonam.
Sumber:
Post a Comment for "Refluks Gastroesofageal"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.