Waspada Penyakit Demam Chikungnya
Apakah Anda tahu dengan penyakit ini? Ya, mungkin kebanyakan masyarakan tahu istilah ini, namun ada baiknya kita membaca review tentang penyakit demam chikungunya ini untuk lebih meluaskan pengetahuan kesehatan kita. Pengetahuan kesehatan yang cukup mumpuni akan meningkatkan kepedulian kita terhadap kesehatan itu sendiri.
gambar nyamuk (creative common) |
Review Singkat Penyakit Demam Chikungunya
Mengenal Demam Chikungunya
Demam chikungunya merupakan suatu jenis penyakit virus yang ditularkan oleh nyamuk dan dikenal pertama kali di negara Tanzania pada tahun 1952. Virus Chikungunya setelah itu menyebar ke wilayah Afrika lain, Asia Selatan, Cina, Taiwan dan Asia Tenggara seperti Filipina dan hingga Indonesia. Apabila tidak ditatalaksana dengan baik tentunya virus akan dapat menyebar lebih luas lagi di wilayah Indonesia lainnya.
Istilah Chikungunya didapat dari bahasa Makonde, yang merupakan daerah di Afrika yang berarti “membungkuk” atau “melengkung ke atas“ mengacu pada postur penderita yang membungkuk dikarenakan gejala nyeri sendi yang cukup hebat pada penyakit ini. Demam Chikungunya dapat menyerang siapa saja baik pada anak-anak maupun dewasa tanpa pandung bulu umur. Gejalanya sangat bervariasi dan seringkali hampir sama dengan gejala penyakit demam dengue atau demam berdarah dengue (DBD).
Serangan demam Chikungunya dalam bentuk KLB (kejadian luar biasa) sudah sering terjadi, terutama pada musim penghujan. Meskipun tidak menimbulkan kematian, serangan penyakit ini dapat menimbulkan kepanikan dan ketakutan pada masyarakat
Epidemiologi Penyakit Chikungunya Di Indonesia
Demam Chikungunya di negara Indonesia dilaporkan pertama kali di Provinsi Samarinda pada tahun 1973. Di Indonesia, KLB Chikungunya dilaporkan pada tahun 1982. Kemudian virus ini berjangkit di Kuala Tungkal, Martapura, Ternate, Yogyakarta (1983), Muara Enim (1999), Aceh dan Bogor (2001). Awal 2001, KLB demam Chikungunya terjadi di Muara Enim, Sumatera Selatan dan Aceh. Disusul Bogor pada bulan Oktober.
Setahun kemudian, demam Chikungunya berjangkit lagi di Bekasi (Jawa Barat), Purworejo dan Klaten (Jawa Tengah). Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus Chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini. Baru-baru ini terjadi KLB lagi di beberapa daerah seperti Cianjur, Jember dan Klaten.
Penyebab dan Cara Penularan Chikungunya
Demam Chikungunya diakibatkan oleh virus Chikungunya yang ditularkan oleh vektor nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus yang juga merupakan nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD). Cara penularannya ialah penderita digigit oleh nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Chikungunya dari penderita lain.
Nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Chikungunya bilamana menggigit manusia akan menularkan virus Chikungunya yang ada di dalam tubuhnya. Di dalam tubuh manusia, virus tidak serta merta langsung menimbulkan gejala dan tanda, tetapi memerlukan waktu berkembangbiakan (masa tunas) 1-12 hari untuk bisa menunjukkan gejala dan tanda pada si penderita.
Gejala dan Tanda Penyakit Chikungunya
Rerata masa inkubasi virus ini kira-kira 2 hingga 12 hari, akan tetapi pada umumnya dalam kisaran 3 hingga 7 hari. Gejala yang sering timbul berupa demam tinggi mendadak dapat disertai menggigil selama 2 hingga 5 hari. Demam dapat mencapai suhu 40 derajat celcius.
Nyeri pada otot bisa terjadi pada seluruh bagian otot terutama otot penyangga massa badan seperti otot leher, bahu dan keempat anggota gerak. Keluhan nyeri persendian, umumnya sendi yang sering dikeluhkan adalah sendi lutut, siku, pergelangan, jari kaki dan tangan serta tulang belakang. Nyeri ini akan berlangsung selama seminggu, sebulan bahkan pada beberapa kasus nyeri terjadi selama beberapa tahun. Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha membatasi atau mengurangi gerakan karena nyeri. Nyeri sendi pada penderita Chikungunya terkadang dapat membuat penderita sulit berjalan dan kaku. Semakin tua usia penderita semakin lama gejalanya timbul.
Pada kebanyakan penderita biasanya diikuti dengan bercak atau bintik kemerahan atau ruam yang sering ditemukan pada anggota gerak tangan dan kaki. Bercak ini akan menghilang setelah 7- 10 hari. Gejala lainnya berupa sakit kepala, mual, muntah, mata merah, fotofobia (tidak nyaman atau nyeri saat melihat cahaya), sulit tidur dan terkadang terjadi pembengkakan pada pada otot sekitar mata kaki.
Pada anak yang lebih besar, demam biasanya diikuti rasa sakit pada otot dan sendi, serta terjadi pembesaran kelenjar getah bening. Pada orang dewasa, gejala nyeri sendi dan otot sangat dominan dan sampai menimbulkan kelumpuhan sementara karena rasa sakit bila berjalan. Bedanya dengan demam berdarah dengue, pada demam chikungunya tidak terdapat perdarahan hebat, renjatan (shock) maupun kematian.
Tatalaksana Terapi Penyakit Demam Chikungunya
Demam Chikungunya sama dengan penyakit virus pada umumnya dapat sembuh sendiri (self limited) sehingga tidak ada pengobatan yang spesifik terhadap penyakit ini. Pengobatannya hanya simptomatis (menghilangkan gejala) dengan obat penurun demam, obat penghilang rasa sakit, dan terapi yang sesuai dengan gejala yang dikeluhkan oleh penderita. Selain itu penderita harus istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi dan minum cairan yang cukup.
Perjalanan penyakit ini cukup baik. Masa penyembuhan sangat bervariasi. Biasanya pada pasien yang usia tua atau yang daya tahan tubuhnya lemah akan lebih lama dan lebih berat gejalanya. Pemulihan dari penyakit ini bervariasi menurut umur. Pasien yang lebih muda dapat sembuh dalam 5 sampai 15 hari, pasien yang setengah baya dapat sembuh dalam 1 sampai 2,5 bulan serta pada orang tua waktu pemulihan lebih panjang.
Pencegahan dan Prevensi Penyakit Chikungunya
- Peran aktif dari masyarakat untuk melaporkan kepada puskesmas atau dinas kesehatan setempat bila terdapat kasus demam chikungunya di wilayahnya agar dapat dilakukan tindakan pencegahan dengan melakukan fogging (pengasapan) di wilayah tempat tinggal penderita.
- Pembasmian jentik nyamuk dengan pemberian abate secara berkala.
- Hindari penderita dari kemungkinan digigit nyamuk, agar tidak menyebarkan ke orang lain.
- Mencegah atau melindungi diri dari gigitan nyamuk Aedes dengan menggunakan kelambu saat tidur, obat nyamuk bakar dan semprot atau dengan memasang kasa anti nyamuk. Nyamuk Aedes ini muncul pada pagi hingga sore hari dan menyukai air bersih yang tergenang seperti pada pot bunga dan bak mandi.
- Melakukan pemberantasan sarang nyamuk di wilayah tempat tinggal dengan melakukan tindakan 3M yaitu Menutup tempat penampungan air bersih, Menguras tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi, drum seminggu sekali dan Mengubur kaleng atau wadah kosong yang berisi air kedalam tanah. Tindakan ini akan berdampak pada penurunan angka kejadian demam chikungunya.
- Membersihkan lingkungan tempat tinggal secara teratur agar dapat mengurangi lokasi perkembangbiakan nyamuk Aedes.
Saat ini belum ditemukan vaksinasi yang berguna sebagai tindakan preventif. Namun pada penderita yang telah terinfeksi timbul kekebalan terhadap penyakit ini dalam jangka panjang.
Post a Comment for "Waspada Penyakit Demam Chikungnya"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.