Juvenile Rheumatoid Arthritis (Referat Bagian VI) - KLIK INSTAL
Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Juvenile Rheumatoid Arthritis (Referat Bagian VI)

Pada kebanyakan kasus, JRA berespon secara lambat dan berangsur-angsur terhadap terapi yang cocok. JRA biasanya sembuh sebelum dewasa. Pasien yang menderita arthritis hanya pada beberapa sendi memiliki prognosis lebih baik daripada mereka yang telah menderita penyakit arthritis sistemik, yang sulit untuk disembuhkan. Walaupun hal ini dapat menjadi masalah yang serius, namun hanya sedikit orang yang meninggal karenanya.(14)

Prognosis bervariasi berdasarkan kepada bentuk JRA. Lebih dari 50% pasien berkembang menjadi lesi sendi yang berat dengan poliartikuler seropositif, 25% berkembang menjadi bentuk sistemik, dan 10-20% berupa poliartikuler seronegatif. Penyebab utama morbiditas pada JRA poliartikuler dan sistemik adalah penyakit sendi kronis. 20% anak yang menderita penyakit pausiartikuler tipe I nantinya berkembang menjadi poliartritis berat. Pada penyakit pausiartikuler, morbiditas utama adalah iridosiklitis kronis pada penderita tipe I dan selanjutnya spondiloartropati pada penderita tipe II.(15)(16)

Dalam perjalanan penyakit mungkin terdapat eksaserbasi, remisi, atau gejala-gejala dapat berlangsung selama bertahun-tahun dengan arthritis ringan atau berat yang menyebabkan penghancuran sendi dan deformitas permanen sehingga menyebabkan timbulnya cacat. Penyakit tidak selalu mereda pada masa pubertas. Beberapa penderita terus menderita arthritis aktif sampai dewasa, dan beberapa penderita mengalami eksaserbasi sesudah penyakit yang dalam waktu bertahun-tahun tampak mereda secara sempurna.(16)

Penderita dengan poliartritis faktor rheumatoid-positif dan JRA sistemik mempunyai prognosis yang paling jelek terhadap fungsi sendi. Namun, prognosis terhadap keseluruhan baik. Sekurang-kurangnya 75% penderita JRA akhirnya mengalami penyembuhan lama tanpa deformitas sisa atau kehilangan fungsi. Hanya sedikit yang tetap dengan cacat deformitas sendi. Kelemehan pada penderita terutama diakibatkan oleh penyakit sendi pinggul berat, sebagaimana hilangnya visus karena iridosiklitis. Di Eropa, amiloidosis mengenai sekitar 5% penderita JRA tetapi di Amerika Serikat komplikasi ini jarang ditemui.(14)(16)

Dengan terapi yang tepat, anak dengan segala bentuk dari arthritis akan selalu membaik seiring waktu. Sebagian besar anak dengan arthritis tumbuh normal tanpa kesulitan berarti. Biasanya untuk kasus berat dengan pengobatan yang tepat, terapi fisik dan okupasi yang tepat dan operasi yang tepat bila diperlukan, sebenarnya tidak satu pun pasien yang membutuhkan kursi roda. Anak dengan penyakit onset sistemik cenderung berespon baik dengan pengobatan medis atau berkembang menjadi poliartikular berat yang cenderung resisten dengan pengobatan medis, dengan penyakit persisten hingga dewasa.(14)

Saat ini telah banyak kemajuan signifikan dalam pengobatan anak dengan arthritis. Kemajuan pengobatan selama 20 tahun terakhir ini terutama dengan ditemukannya steroid intraartikular, metotreksat, dan pengobatan biologik telah didapatkan kemajuan dramatis dari prognosis anak dengan arthritis. Hampir semua anak dengan JRA dapat hidup produktif. Namun, banyak pasien, khususnya yang memiliki penyakit poliartikular, mungkin memiliki masalah penyakit aktif saat dewasa, dengan mencapai remisi terus-menerus pada sebagian kecil pasien.(14)

2.12 Komplikasi
Beberapa komplikasi penting dapat terjadi akibat JRA. Namun dengan tetap memantau keadaan anak dan pemberian pengobatan dapat menurunkan resiko dari komplikasi-komplikasi berikut:(14)

1. Komplikasi pada mata
Uveitis (inflamasi pada mata) merupakan komplikasi yang sering tanpa gejala. Biasanya terjadi pada anak perempuan yang memiliki hasil ANA positif. Bila kondisi ini tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan terjadinya katarak, glaukoma bahkan kebutaan. Uveitis terkait JRA biasanya asimptomatik. Skrining terhadap uveitis telah dilakukan selama beberapa tahun dan telah membantu menurunkan prevalensi pasien yang kehilangan penglihatan.(14)

2. Deformitas tulang
Inflamasi sinovitis dan efek destruksinya pada sendi dapat menyebabkan berbagai komplikasi neurologis pada pasien rheumatoid arthritis. Kompresi yang berlokasi pada saraf median di pergelangan tangan merupakan neuropati yang paling banyak dilaporkan pada pasien Reumatoid Artritis dewasa. Dalam suatu penelitian didapatkan bahwa saraf median tidak terpengaruh pada pasien dengan JRA. Namun, perlu penelitian lebih lanjut dengan sampel lebih besar sehingga dapat mengevaluasi struktur pada carpal tunner.(14)

3. Gangguan pertumbuhan
JRA dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tulang anak. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati JRA, terutama kortikosteroid, juga dapat menghambat pertumbuhan, menyebabkan diskrepansi panjang tungkai, kaki tidak sama panjang, dan deformitas tulang.(14)

4. Kontraktur sendi 
Pada lutut, dapat terjadi kekakuan lutut, deformitas sendi dan kerusakan sendi. Komplikasi pada tulang leher mengakibatkan anak mengalami kesulitan menekukkan kepala ke depan. Komplikasi pada tulang punggung berupa keterbatasan gerakan punggung.(14)

5. Lainnya
Perkarditis dapat terjadi dengan gejala terseringnya berupa nafas pendek yang tidak dapat dijelaskan.Dapat juga terjadi anemia atau kelainan darah sejenisnya. Inflamasi dari arteri pada tangan dan kaki yang dapat mengganggu sirkulasi dan menyebabkan kerusakan serius pada jari tangan dan jari kaki. Selain itu pernah juga dilaporkan terjadinya inflamasi hepar. 14

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Juvenile rheumatoid arthritis (JRA) adalah peradangan kronis pada sendi yang onsetnya terjadi sebelum usia 16 tahun dan menetap lebih dari 6 minggu. Juvenil Rheumatoid Arthritis (JRA) merupakan penyakit kronis yang merusak dan menghancurkan sendi-sendi tubuh. Kerusakan disebabkan oleh peradangan, yang menyebabkan nyeri, kekakuan, dan bengkak pada sendi. Peradangan sering mempengaruhi organ lain dari sistem tubuh. Jika peradangan tidak dihambat atau dihentikan, akhirnya akan menghancurkan sendi yang terkena dan jaringan lainnya.

Angka kematian tertinggi pada anak-anak dengan JRA terjadi pada pasien JRA sistemik yang menunjukkan gejala-gejala sistemik. Dasar pengobatan JRA adalah suportif, bukan kuratif. Modalitas terapi yang digunakan adalah farmakologi maupun non farmakologi. Modalitas farmakologi diantaranya obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS), analgetik, imunosupresan, obat antireumatik kerja lambat, dan kortikosteroid. Sedangkan modalitas non farmakologi yaitu fisioterapi, latihan fisik dan nutrisi.

Pada kebanyakan kasus, JRA berespon secara lambat dan berangsur-angsur terhadap terapi yang cocok. JRA biasanya sembuh sebelum dewasa. Pasien yang menderita arthritis hanya pada beberapa sendi memiliki prognosis lebih baik daripada mereka yang telah menderita penyakit arthritis sistemik, yang sulit untuk disembuhkan.

sumber:
Dr. Zuhdy
Dr. Zuhdy Aktif sebagai dokter umum di dunia nyata dan senang membagikan informasi kesehatan di dunia maya. Gabung Fans Page FB kami: Kedokteran dan Kesehatan

Post a Comment for "Juvenile Rheumatoid Arthritis (Referat Bagian VI)"

<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2631650870646061" crossorigin="anonymous"></script> <!-- Iklan --> <ins class="adsbygoogle" style="display:block" data-ad-client="ca-pub-2631650870646061" data-ad-slot="9511910312" data-ad-format="auto" data-full-width-responsive="true"></ins> <script> (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({}); </script>