Juvenile Rheumatoid Arthritis (Referat Bagian III)
Terdapat beberapa pengelompokan dalam mendiagnosis JRA, di antaranya:
Kriteria diagnosis Juvenile Rheumatoid Arthritis menurut American College of Rheumatology (ACR) :(2)
1. Usia penderita < 16 tahun
2. Artritis (bengkak atau efusi, adanya dua atau lebih tanda : keterbatasan gerak, nyeri saat gerak, dan panas pada sendi) pada satu sendi atau lebih
3. Lama sakit > 16 minggu
4. Tipe onset penyakit (dalam 6 bulan pertama) :
- Poliartritis : ≥ 5 sendi,
- Pausiartikular : < 5 sendi, dan
- Sistemik : artritis dengan demam minimal 2 minggu, mungkin terdapat ruam atau keterlibatan ekstraartikular, seperti limfadenopati, hepatosplenomegali atau perikarditis
5. Kemungkinan penyakit artritis lain dapat disingkirkan.
Kriteria diagnosis Juvenile Chronic Arthritis menurut European League Against Rheumatism (EULAR) :(2)
1. Usia penderita < 16 tahun
2. Artritis pada satu sendi atau lebih
3. Lama sakit > 3 minggu
4. Tipe onset penyakit :
- Poliartritis : > 4 sendi, faktor reumatoid negatif,
- Pausiartikular : < 5 sendi,
- Sistemik : artritis dengan demam,
- Artritis reumatoid juvenil : > 4 sendi, faktor reumatoid positif,
- Spondilitis ankilosing juvenil, dan/ atau
- Artritis psoriasis juvenil
Kriteria diagnosis Juvenile Idiopatic Arthritis menurut International League of Associations for Rheumatology (ILAR) :(2)
1. Sistemik
2. Oligoartritis
- Persisten,
- Extended
3. Poliartritis ( faktor reumatoid negatif )
4. Poliartritis ( faktor reumatoid positif )
5. Artritis psoriasis
6. Artritis terkait entesitis
7. Arthritis Lain
- Tidak memenuhi kategori,
- Memenuhi lebih dari satu kategori
2.8 Diagnosis Banding
Beberapa hal harus dipertimbangkan dan disingkirkan sebelum menegakkan diagnosis JRA dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat, yakni:
2.8.1 Artritis pada Penyakit Infeksi
Beberapa proses infeksi seperti artritis septik, artritis reaktif dan osteomielitis dapat menunjukkan manifestasi artritis. Pada artritis septik, jaringan sinovial terinfeksi secara langsung oleh bakteri, virus ataupun agen infeksi lain. Diagnosis didapatkan dari anamnesis yang cermat, pemeriksaan kultur dari cairan sinovial, kultur darah dan pemeriksaan serologis. Pasien yang menderita artritis septik dapat melibatkan lebih dari satu sendi namun tidak harus menunjukkan adanya tanda sepsis ataupun tanda penyakit sistemik. Beberapa anak yang menderita onset akut harus dicurigai menderita artritis septik.(12)
Infeksi oleh Borrelia burgdorferi pada penyakit Lyme dapat menyebabkan artritis yakni pausiartikular baik pada anak maupun pada dewasa. Artritis Lyme biasanya selalu respon terhadap terapi antibiotik. Beberapa agen non-bakterial seperti rubella, mumps, varisella, adenovirus, hepatitis B, and Mycoplasma dapat diduga sebagai penyebab artritis. Artritis seperti ini biasanya terjadi pada akhir dari perjalanan infeksi, meskipun kadang-kadang mendahului manifestasi klinis. Parvovirus telah diketahui dapat menyebabkan artritis transien pada anak dengan atau tanpa manifestasi klinis yang menyertainya.(12)
Artritis reaktif adalah artritis steril yang menyertai infeksi gastrointestinal dengan patogen seperti Shigella, Salmonella, Yersinia, atau Campylobacter sp pada pejamu yang dicurigai. Beberapa anak dengan artritis akut dengan manifestasi gastroenteritis harus dievaluasi lebih lanjut. Anak umumnya memiliki histokompatibilitas antigen HLA B27.(12)
Manifestasi anak dengan osteomielitis kadang mirip dengan penyakit reumatik. Sendi yang berdekatan dengan area metafisis yang terinfeksi dari tulang panjang dapat membengkak, namun dengan cairan sendi yang jernih. Pada osteomielitis nyeri dan pembengkakan pada daerah metafisis lebih menyolok daripada nyeri sendi. Perubahan gambaran radiografi pada osteomielitis terjadi setelah sakit minimal hari ke-7. Ultrasonografi atau scanning tulang dapat menjadi alat untuk diagnosis pada saat awal penyakit.(12)
2.8.2 Artritis pada Keganasan
Beberapa keganasan anak seperti pada leukemia, neuroblastoma, limfoma, penyakit hodgkin dan rabdomiosarkoma, seperti halnya pada tumor tulang primer seperti osteogenik sarkoma dan ewing sarkoma, dapat menyebabkan keluhan muskuloskeletal yang sangat mirip dengan penyakit reumatik. Artritis pada leukemia dan keganasan lainnya secara umum lebih disebabkan oleh infiltrasi sel ganas pada struktur di sekitar sendi, dibandingkan dengan keterlibatan langsung dari sinovial. Anak biasanya terlihat lebih menderita dibandingkan pada JRA, dan nyeri sendi yang terjadi biasanya lebih parah, sehingga anak tidak mau mengerakkan lengan dan tungkainya.(12)
Diagnosis terhadap kemungkinan keganasan, dengan didapatkannya gambaran hematologi abnormal (leukopenia, anemia berat, trombositopenia), abnormalitas jaringan lunak atau jaringan tulang serta pemeriksaan yang tepat seperti pemeriksaan sumsum tulang atau biopsi. Pemeriksaan radiologi sendi yang terlibat dapat menggambarkan infiltrasi langsung ke tulang atau temuan nonspesifik seperti penipisan metafisis atau periostitis. Namun, pemeriksaan radiologi dapat juga menunjukkan tampilan normal yang kadang tidak membantu dalam menegakkan diagnosis.(12)
2.8.3 Artritis pada Kondisi non-inflamasi
Beberapa kondisi non-inflamasi dapat menyebabkan nyeri sendi yang kadang diduga sebagai JRA. Diantaranya yaitu nyeri tungkai idiopatik pada anak dan sindrom nyeri lainnya seperti pada fibromialgia serta trauma muskuloskeletal. Nyeri pada tumit setelah aktivitas berat merupakan penyebab tersering dari nyeri tumit pada anak yang lebih besar dan remaja. Kondisi ini dapat menunjukkan efusi pada lutut yang kadang-kadang mirip dengan artritis. Beberapa sindrom genetik dan kongenital yang mempengaruhi sistem muskuloskeletal mirip dengan artritis, seperti pada dislokasi panggul kongenital, dan displasia epifisis serta metafisis. Diagnosis dari berbagai kondisi non-inflamasi tersebut dapat dibedakan dari artritis dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat, riwayat keluarga lengkap dan pemeriksaan radiologi sendi dan tulang.(12)
2.8.4 Artritis pada penyakit reumatik lain
Penyakit reumatik anak lainnya dapat mirip dengan artritis. Diagnosis pada kondisi ini biasanya didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Semuanya biasanya menunjukkan gejala dan tanda yang berbeda.(12)
Demam rematik adalah penyakit post infeksi streptokokus yang dikaitkan dengan artritis berpindah. Karditis adalah temuan utamanya. Temuan lain termasuk rash, nodul subkutan dan korea. Demam rematik jarang menyebabkan artritis kronik, jadi untuk membedakanya dengan JRA tidaklah sulit.(12)
Systemic lupus erythematosus (SLE) merupakan penyakit multisistem yang dimulai dengan artritis. Artritis pada penyakit ini jarang menjadi kronik seperti halnya JRA dan manifestasi klinisnya sangat berbeda. Anti Nuclear Antibody (ANA) dapat ada pada hampir semua kasus lupus, umumnya dengan titer yang tinggi. Nefritis adalah temuan yang sering pada lupus anak, dimana kadar komplemen hemolitik serum menurun dan terjadi peningkatan dari kadar autoantibodi DNA, temuan yang biasanya tidak ditemukan pada JRA. Dermatomiositis biasanya dihubungkan dengan artritis namun dengan manifestasi miositis dan rash.(12)
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat, pemeriksaan penunjang yang tepat serta pemeriksaan laboratorium yang sesuai dapat secara efektif membantu menyingkirkan diagnosis banding dari JRA. Penting untuk menyingkirkan penyakit yang dapat diterapi secara pasti, seperti penyakit infeksi dan keganasan, beberapa kondisi non-inflamasi dari tulang dan sendi, serta penyakit reumatoid yang fatal seperti lupus dermatomiositis maupun demam reumatik sebelum menetapkan diagnosis dari JRA.(12)
sumber : lihat daftar pustaka
Post a Comment for "Juvenile Rheumatoid Arthritis (Referat Bagian III)"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.