Diagnosis dan Tatalaksana Ulkus Gaster dan Ulkus Duodenum
Algoritma diagnosis dan tatalaksana ulkus gaster dan ulkus duodenum - Dispepsia adalah kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri atas nyeri ulu hati, mual, kembung, muntah, rasa penuh atau cepat kenyang dan sendawa. Dispepsia diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu dispepsia organik dan dispepsia fungsional.
Berdasarkan Kriteria Roma III, dispepsia fungsional adalah rasa penuh (kekenyangan) setelah makan (bothersome portprandial fullnes) perasaan cepat kenyang, nyeri ulu hati, rasa terbakar di ulu hati, dan tidak ditemukan kelainan struktur yang dapat menjelaskan keluhan saat dilakukan pemeriksaan endoskopi saluran pencernaan bagian atas (SCBA).
gambar ulkus lambung dan ulkus duodenum |
Sedangkan dipepsia organik banyak disebabkan oleh ulkus peptikum, penyakit refluk gastroesofagus, kekerasan perut atau kerongkongan, kelainan pankreas atau bilier, intoleran makanan dan obat-obatan, infeksi atau penyakit sistemik.
Pengertian Ulkus
Ulkus atau ulcer adalah sebutan lain untuk luka. Ulkus gaster adalah ulkus atau luka yang terbentuk di bagian lambung atau bagian atas dari usus kecil. Ulkus yang berada pada bagian atas usus kecil ini dikenal sebagai ulkus duodenum. Ulkus gaster dan/ atau ulkus duodenum sangat umum terjadi.
Ulkus adalah suatu gambaran bulat atau oval berukuran lebih dari 5 mm mencapai submukosa pada mukosa lambung dan duodenum akibat ketiadaan integritas mukosa.
Ulkus peptikum adalah salah satu penyakit saluran pencernaan bagian atas yang kronis. Tukak peptik dibagi dua yaitu ulkus duodenum & tukak lambung. Kedua tukak ini seringkali berhubungan dengan infeksi Helicobacter pylori. H. pylori ialah organisme yang hidup pada mukosa gaster, gram negatif berbentuk batang / spiral, mikroaerofilik berflagea, mengandung urease, hidup di bagian antrum dan migrasi ke proksimal lambung berubah menjdi kokoid suatu bentuk dorman bakteri; dan diharapkan berhubungan dengan beberapa penyakit.
Faktor yang berperan yaitu faktor agresif dan faktor defensif. Faktor agresif yaitu H. pylori obat nonsteroid antiinflamasi (OAINS), sedangkan faktor yaitu:
1. Faktor Preepitel:
- lendir dan bikarbonat: untuk menahan pengaruh asam lambung atau pepsin
- mucoid cap: struktur terdiri dari mucus dan fibrin yang terbentuk sebagai respon terhadap rangsangan peradangan.
- Active surface fosfolipid: meningkatkan hidrofobisitas membran sel dan meningkatkan kekentalan lendir.
- Kecepatan perbaikan mukosa rusak
- Pertahanan seluler
- Kemampuan transpoter asam-basa
- faktor pertumbuhan, prostaglidin, dan nitrit oksida
- Aliran darah (mikrosirkulasi)
- Prostaglidin endogen
faktor lainnya yaitu tekanan yang berperan sebagai faktor agresif dan defensif. Stress ulcer adalah erosi mukosa lambung atau adanya ulkus dengan perdarahan pada pasien penderita sepsis, syok, luka bakar padat, trauma berat, atau cedera kepala.
Diagnosis Klinis Pada Ulkus Gaster dan Ulkus Duodenum
proses yang terjadi pada ulkus peptikum |
Ulkus paling banyak terjadi pada daerah fundus dan corpus yang merupakan lokasi produksi asam lambung. Peningkatan asam lambung juga menjadi faktor penyebab, khususnya pada pasien dengan trauma kepala ( Cushing 's ulcer ) dan luka bakar berat ( Curling' s ulcer ), selain itu iskemik mukosa lambung dan kerusakan jaringan mukosa juga berperan untuk terjadinya stress ulcer.
Penegakan diagnosis ulkus gaster adalah dengan cara melakukan evaluasi anamnesis dan gambaran gejala yang ditunjukkan oleh penyakit ini. Secara umum, sejawat dapat menduga tukak gaster atau ulkus duodenum jika ditemukan rasa nyeri epigastrik yang berkelanjutan. Rasa sakit pada tukak gaster sering tidak mereda dengan obat antasida atau makanan sementara ulkus duodenum membaik dengan pemberian makanan dan antasida. Selain itu, gejala nyeri yang memberat pada tengah malam dapat memperkuat dugaan ulkus duodenum. Fitur nyeri yang menjalar ke punggung dapat menjadi tanda awal adanya perforasi. Sedangkan nyeri yang bertambah dengan makanan, mual, muntah makanan yang tidak tercerna menunjukkan gastric outlet obstruction .
Ulkus peptikum merupakan gangguan pada saluran pencernaan yang ditandai dengan ada tidaknya alarm symptoms pada pemeriksaan fisik, yaitu:
- Umur lebih dari 45-50 tahun keluhan pertama kali muncul,
- Adanya pendarahan hematemesis atau melena,
- Berat badan menurun lebih dari 10%,
- Anoreksia atau rasa cepat kenyang,
- Riwayat tukak peptik sebelumnya,
- Muntah yang berkelanjutan, dan
- Anemia yang tidak diketahui sebabnya
Pemeriksaan penunjang yang penting untuk menegakkan diagnosis ulkus gaster atau ulkus duodenum adalah endoskopi diagnostik, biopsi, dan foto barium kontras ganda untuk mendeteksi bakteri H. pilory. Tidak semua pasien dispepsia membutuhkan endoskopi. Hanya pada pasien yang memiliki indikasi tertentu yang disarnkan untuk menjalani pemeriksaan endoskopi diagnostik.
Indikator endoskopi pada kasus dispepsia
- Individu dengan alarm symptom
- Umur> 55 tahun dengan timbulnya dispepsia
Endoskopi tidak perlu dilakukan pada kasus
- Pasien sudah terdiagnosa ulkus duodenum yang respon dengan terapi,
- Umur < 55 tahun dengan dispepsia tanpa komplikasi, dan
- Sebelumnya sudah pernah dilakukan endoskopi akibat keluhan yang sama
Tatalaksana Pada Ulkus Gaster dan Ulkus Duodenum
Tatalaksana ulkus peptikum (tukak Gaster dan ulkus duodenum) meliputi 4 pilar penting, yaitu:
- Modifikasi gaya hidup,
- Menghindari faktor risiko,
- Bila didapatkan bukti infeksi H .pylori : eradikasi H. pylori, dan
- Bila ulkus peptikum tidak disebabkan infeksi H. pylori (non H. pylori ): berikan Proton Pump Inhibitor (PPI), H2RA. Antasida
PPI yang digunakan antara lain rabeprazole 20 mg, lasoprazole 30 mg, omeprazole 20 mg, pantoprazole 40 mg, esomeprazole 40 mg.
Sumber:
Makalah ulkus gaster pdf
Makalah ulkus peptikum pdf
Sumber:
Makalah ulkus gaster pdf
Makalah ulkus peptikum pdf
Post a Comment for "Diagnosis dan Tatalaksana Ulkus Gaster dan Ulkus Duodenum"
Klik tulisan subscribe berwarna merah ini: SUBSCRIBE
terlebih dahulu sebelum membuat komentar.